Catatan Demokrasi Kabupaten Puncak, 51 Tewas selama Pilkada 2011-2013

Ada catatan kelam yang membekas di ingatan

Jakarta, IDN Times - Wilayah rawan konflik menjadi salah satu perhatian khusus pemerintah menjelang pilkada serentak 2018 pada Juni mendatang.

Pesta demokrasi tersebut akan digelar di 171 wilayah-terdiri dari 17 provinsi, 115 kabupaten, dan 39 kota. Di wilayah Papua, kepolsian telah memetakan empat wilayah rawan konflik, yaitu Jayawijaya, Kabupaten Puncak, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Paniai.

Sempat menjadi sorotan lantaran kerusuhan pada pilkada sebelumnya, Kabupaten Puncak rupanya punya keunikan tersendiri lho. Yuk kenali Kabupaten Puncak!

1. Memiliki wisata kolam air panas

Catatan Demokrasi Kabupaten Puncak, 51 Tewas selama Pilkada 2011-2013puncakkab.go.id

Terletak di bawah kaki Gunung Puncak Salju Abadi Cartenz, Kabupaten Puncak rupa-rupanya menyimpan potensi wisata lain yang belum dikenal oleh masyarakat umum, yakni kolam air panas di kampung Mayuberi, distrik Ilaga Utara.

Tak sekadar untuk menghangatkan badan di tengah cuaca dingin, air panas tersebut mengandung belerang yang dapat menyembuhkan penyakit kulit. Warga yang memiliki penyakit kulit pun tak perlu susah-susah berobat ke dokter.

2. Calon kepala daerah melawan kotak kosong

Catatan Demokrasi Kabupaten Puncak, 51 Tewas selama Pilkada 2011-2013IDN Times/Sukma Shakti

Kabupaten Puncak juga menjadi salah satu daerah dengan calon tunggal pada Pilkada Serentak 2018. Bupati Petahana, Willem Wandik, otomatis hanya akan melawan kotak kosong. Namun, kondisi tersebut justru dianggap akan membuat pilkada di wilayahnya jauh dari konflik.

Baca juga: 4 Fakta Menarik Pilkada Mimika, Kota dengan Julukan "Ladang Emas"

Meskipun melawan kotak kosong, sepak terjang Willem Wandik dalam memimpin Kabupaten Puncak tak dapat diremehkan. Pada masa kepemimpinannya, ia berhasil menggerakkan pemerintah pusat untuk membuka akses jalan ke sejumlah Distrik seperti Ilaga ke Sinak, Ilaga dan Beoga. Selain itu, ia juga membangun perluasan Bandara di Ilaga, Sinak. Pembangunan rumah sakit di beberapa distrik juga memberikan dampak positif.

Kini, Wandik kembali maju di Pilbup Puncak berpasangan dengan Alus Murib dan mendapat dukungan dari 10 partai.

3. Memiliki masa suram dalam pilkada

Catatan Demokrasi Kabupaten Puncak, 51 Tewas selama Pilkada 2011-2013IDN Times/Sukma Shakti

Meskipun terbilang sukses di bawah kepemimpinan Wandik, Kabupaten Puncak rupa-rupanya memilki catatan kelam pada pilkada sebelumnya. Sebanyak 51 warga tewas karena perang selama proses pilkada pada  2011-2013.

Perang tersebut terjadi akibat dualisme rekomendasi dari Partai Gerindra. Perang terjadi antara pendukung Silom Alom dan Elvis Tabune, perwakilan dari Distrik Gome dan Distrik Ilaga. Pemilihan langsung bupati  yang dilaksanakan pada 14 Februari 2013 akhirnya memenangkan Wandik dan wakilnya, Revinus Telenggen.

Akibat perang saudara tersebut, Pemkab Puncak membayar ganti rugi Rp1 miliar untuk per satu kepala korban meninggal. Selain itu, Pemkab Puncak juga diminta memfasilitasi tradisi bakar batu untuk mendamaikan kedua belah pihak. 

Baca juga: Pilkada 2018: Kabupaten Paniai, Daerah Rawan Konflik yang Kaya Sumber Alam

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya