Berkaca-kaca, Ayah Mahesa Kisahkan Hari Terakhir Anaknya sebelum Meninggal

Mahesa menjadi korban pembagian sembako

Jakarta, IDN Times - Pagi itu sekira pukul 06.30 WIB, Junaedi (41) mengantar istrinya, Superni (36) dan puteri kecilnya, April (3) ke Stasiun Jakarta Kota. Dengan naik commuter line, Superni membawa puterinya untuk check up di sebuah rumah sakit. Junaedi lantas melanjutkan perjalanan ke tempat kerjanya. 

Di rumah, mereka meninggalkan seorang anak bernama Mahesa Junaedi (12). Sebelum berpamitan, Superni memberikan uang Rp 10 ribu untuk jajan. Mereka tak pernah menyangka, hari itu menjadi hari terakhir melihat anaknya hidup. Sebab, tak ada firasat apa pun yang hinggap di kepala.

1. Bermula dari ajakan teman 

Berkaca-kaca, Ayah Mahesa Kisahkan Hari Terakhir Anaknya sebelum Meninggal Mahesa semasa hidupnya. IDN Times/Indiana Malia

"Saya bilang pada Mahesa. 'Nak, jangan lupa sarapan. Jangan ke mana-mana, ya'. Dia ngangguk, memang nurut anaknya. Habis itu kami tinggal pergi," ungkap Junaedi saat ditemui IDN Times di kediamannya, Pademangan Barat, Jakarta Utara, Kamis (3/5). 

Sekira pukul 3 sore, Junaedi lantas pulang dan mendapati rumahnya dalam keadaan kosong. Junaedi tak curiga, hanya berpikir 'Ah mungkin anaknya masih main sama temannya'. Tak lama kemudian, AL, kawan baik Mahesa datang ke rumah.

"Sosis sudah pulang, Pak?" Junaedi menirukan ucapan AL. Sosis adalah panggilan akrab Mahesa. Dulu Superni pernah berjualan sosis, sehingga Mahesa mendapatkan julukan itu. 

Baca juga: 5 Peristiwa Tragis Bagi-bagi Sembako Berujung Maut di Tanah Air, Sedih Ya...

"Kata si AL 'Tadi dia pergi sama saya ke Monas. Ada bagi-bagi makanan gratis. Lalu kami berpisah," kata Junaedi.

Panik lantaran anaknya tak ada kabar, Junaedi langsung bergegas ke Monas. Istrinya juga menyusul. AL mulanya ingin ikut, namun dicegah karena khawatir situasi akan semakin runyam. Menurut Junaedi, AL tidak izin pada orangtuanya saat pergi ke Monas dengan Mahesa. Mereka pergi ke Monas dengan angkot karena kendaraan yang membawa warga Pademangan sudah penuh.

2. Mahesa meninggal dunia karena dehidrasi

Berkaca-kaca, Ayah Mahesa Kisahkan Hari Terakhir Anaknya sebelum Meninggal Foto kenangan Mahesa. IDN Times/Indiana Malia

Akibat terlalu panik, Junaedi menggeletakkan motornya begitu saja di area Stasiun Gambir. Nahas, motor tersebut hilang dicuri orang. Namun Junaedi tak peduli. Dia bersama istri dan keponakannya mencari Mahesa dalam kerumunan.

"Mulanya dicegah sama petugas karena situasi sudah ricuh, tapi saya tetap harus cari anak saya. Akhirnya saya diantar ke dekat panggung dan berkomunikasi dengan MC untuk mengumumkan berita kehilangan" ujar Junaedi.

Sekitar pukul 22.00 WIB, seorang panitia menelepon Junaedi dan menyebutkan ciri-ciri seorang anak. Bertubuh gempal dan berambut keriting. Junaedi membenarkan. Dia lantas dibawa petugas ke RS Tarakan, lalu menuju kamar mayat.

"Anak saya meninggal sekitar pukul 19.40 WIB," tutur Junaedi dengan mata berkaca-kaca.

Berdasarkan penjelasan dokter, Mahesa mengalami dehidrasi. Bocah itu tiba di RS Tarakan dalam kondisi kejang-kejang dan panas tinggi. 

"Anaknya memang gak tahan sama panas. Mungkin dia haus, mana ramai dan gak ada uang pula. Pasti dia panik soalnya kepisah sama kawannya," kata Junaedi. 

3. Tak ingin memperpanjang masalah dan mengikhlaskan

Berkaca-kaca, Ayah Mahesa Kisahkan Hari Terakhir Anaknya sebelum Meninggal Orangtua Mahesa. IDN Times/Indiana Malia

Junaedi mengaku ikhlas kehilangan buah hatinya. Dia pun enggan membawa masalah ini ke jalur hukum. Menurut dia, pihak aparat, camat, dan panitia acara 'Untukmu Indonesia' itu juga sudah kooperatif. Mereka turut berbela sungkawa dan memberikan bantuan.

"Saya gak ingin memperpanjang lagi. Pihak-pihak terkait juga sudah perhatian pada kami. Barusan ada camat datang dan pihak pemkot, kelurahan setempat, relawan terkait acara juga datang. Ya walaupun kalau dibandingkan dengan nyawa anak saya memang tidak sebanding. Saya ikhlas," tutur Junaedi.

Junaedi juga menampik telah diintervensi panitia untuk tutup mulut. Menurut dia, panitia yang datang sekadar memberikan bantuan dan tidak memberikan ancaman apa pun.

Baca juga: Polisi Bantah Penyebab Dua Anak Meninggal Karena Antre Sembako

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya