Bantu Bocah 'Hebat' Rawat Keluarga di Lubuklinggau, Kemensos Fokus 3 Hal Ini

Rahma harus menghidupi sang ibu, kakak, dan adik balitanya

Jakarta, IDN Times - Kementerian Sosial terus memantau proses penanganan terhadap Rahma Dona Aulia (10), anak asal Kota Lubuklinggau, Palembang, Sumatera Selatan, yang harus seorang diri merawat keluarganya di tengah keterbatasan ekonomi.

"Anak-anak tetaplah anak-anak, mereka berhak mendapatkan masa kecil yang gembira dan penuh suka cita. Bisa bersekolah dan tinggal bersama keluarga yang melindungi mereka. Anak-anak jangan sampai menjadi korban kekerasan atau keadaan ekonomi yang pas-pasan," tutur Menteri Sosial Idrus Marham di Kementerian Sosial, Jakarta, Senin (19/2).

1. Ada tiga fokus penanganan

Bantu Bocah 'Hebat' Rawat Keluarga di Lubuklinggau, Kemensos Fokus 3 Hal IniIDN Times/Indiana Malia

Idrus mengatakan, ada tiga hal penting yang menjadi fokus penanganan. Pertama, penjangkauan agar bisa didata dan diketahui kondisinya secara cepat. Kedua, pendalaman masalah atau asesmen. Ketiga, memberikan rekomendasi dan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait, untuk memaksimalkan bantuan dan penanganan terhadap Rahma dan keluarganya. 

"Terutama untuk pemenuhan hak pendidikan anak-anak ini harus dipenuhi," kata Idrus. 

Terkait rumah, lanjut Idrus, meski pihak kepolisian setempat telah mengusahakan, Kementerian Sosial juga tengah memproses bantuan program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Sementara, dinas sosial setempat diarahkan untuk mengusulkan Program Keluarga Harapan (PKH) untuk keluarga Rahma.

Baca juga: Miris! Nenek 92 Tahun Divonis Penjara Hanya karena Menebang Pohon Durian

2. Melakukan koordinasi dengan dokter dan IDI

Bantu Bocah 'Hebat' Rawat Keluarga di Lubuklinggau, Kemensos Fokus 3 Hal Iniinsanbumimandiri.org

Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Edi Suharto mengungkapkan, pihaknya telah menggerakkan Sakti Peksos dan TRC Kemensos dari Panti Sosial Bina Daksa (PSBD) Budi Perkasa Palembang, untuk berkoordinasi dengan dokter puskesmas dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) setempat, guna memastikan penanganan sakit yang diderita ibunda Rahma.

"Kami merekomendasikan untuk melakukan fisioterapi terhadap sang ibu. Kemudian dikondisikan agar anak pertama dan kedua tetap sekolah. Saat ini kakak Rahma diupayakan tetap dapat bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB)," kata dia.

Untuk adik Rahma, kata Edi, disarankan ada orangtua asuh atau bila karena pertimbangan kesehatan, pendidikan dan faktor psikologis lainnya, untuk sementara Rynaldi dapat dititipkan di panti. 

3. Rahma mengurus keluarganya seorang diri

Bantu Bocah 'Hebat' Rawat Keluarga di Lubuklinggau, Kemensos Fokus 3 Hal Iniinsanbumimandiri.org

Rahma seorang diri mengurus ibunya Depi (33) yang lumpuh dan kakaknya Ringga (14) yang mengalami keterbelakangan mental. Anak kelas 3 sekolah dasar ini juga harus merawat adiknya Rynaldi (5).

Rahma adalah anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Riswandi (alm) dan Depi Susanti. Sang ayah telah meninggal dunia karena sakit. Mereka tinggal di rumah kecil peninggalan sang ayah di Kelurahan Jogoboyo, Kecamatan Lubuklinggau Utara II, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

Sementara, Depi mengalami kondisi kelumpuhan akibat kecelakaan tertimpa pohon karet yang dialami pada 2014, kondisi tubuh dari leher sampai kakinya tidak dapat digerakkan. 

Baca juga: Kisah Miris Si Bungsu dan Hukum yang Tidak Berpihak Pada Perempuan

Topik:

Berita Terkini Lainnya