Atasi Campak dan Gizi Buruk di Asmat, Kemensos Wacanakan Relokasi Terbatas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintah mewacanakan relokasi terbatas bagi warga Asmat, Papua. Wacana tersebut menyeruak lantaran status Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak dan Gizi Buruk di kabupaten tersebut.
1. Pemerintah sudah melakukan kajian
Menteri Sosial Idrus Marham menjelaskan, relokasi akan dilakukan melalui program Komunitas Masyarakat Adat Terpencil (KAT).
"Setelah melakukan kajian, wilayah di Asmat itu mayoritas rawa-rawa. Rumah, kantor, bahkan rumah sakit didirikan di atas rawa-rawa. Itu kan rentan penyakit, maka ada pikiran bagaimana kalau program KAT dikembangkan, istilahnya relokasi terbatas, terkonsentrasi. Ini penting," ujar Idrus Marham di Kementerian Sosial, Jakarta, Jumat (2/02).
2. Relokasi harus berbasis budaya
Editor’s picks
"Relokasi terbatas ini untuk harmonisasi, harus berbasis budaya, mencirikan karakter daerah dan kearifan lokal karena di sana ada tanah ulayat. Kami harapkan dalam pertemuan (rapat koordinasi) nanti ada kesepakatan bersama bahwa pengembangan program KAT jadi relokasi terbatas atau terkonsentrasi," kata pria yang juga politisi Partai Golkar tersebut.
Idrus menjelaskan melalui konsep relokasi terbatas, nantinya akan dibangun rumah untuk mereka (warga Asmat), fasilitas kesehatan, sekolah dan fasilitas lainnya secara bersama-sama oleh kementerian lintas sektor.
3. Kemensos siapkan anggaran Rp 3,1 miliar
"Baru dibicarakan. Dari Kemensos sudah menyiapkan dana Rp 3,1 miliar. Setelah tahap rumah dibangun, baru dikasih tunjangan hidup tiap 6 bulan Rp 300 ribu, dan seterusnya," kata Idrus.
Pada 2018, target program KAT di Kabupaten Asmat berada di lokasi Seramit, Auban dan Sorai sebanyak 107 KK dengan bantuan berupa pemukiman sosial, jaminan hidup, bantuan bibit, peralatan kerja dan peralatan rumah tangga. Selain KAT, Kemensos juga memberikan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) pada 391 keluarga di Kabupaten Asmat terhitung mulai Februari 2018. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2017 sebanyak 175 keluarga penerima manfaat (KPM). Total anggaran yang akan disalurkan adalah Rp 798 juta.
Baca juga: Begini Sulitnya Menembus Kabupaten Asmat yang Terisolasi