Ini Penjelasan Ilmiah Terjadinya Tiga Puting Beliung di Kepulauan Seribu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Laporan IDN Times, Fitang Budhi Adhitia
Waterspout yang terjadi di Kepulauan Seribu pada hari Senin (23/10) mendapatkan banyak perhatian dari warganet. Berbagai macam komentar membanjiri laman sosial media terkait kejadian yang dari kejauhan terlihat seperti puting beliung atau angin tornado dalam skala kecil.
Waterspout merupakan fenomena alam yang terjadi akibat perbedaan suhu di atas permukaan laut yang kemudian membentuk awan yang berada diatas permukaan air menjadi seperti corong dan seperti pusaran angin.
Mulyono Rahadi Prabowo, Deputi Bidang Meteorologi BMKG menjelaskan waterspout di lepas pantai utara Jakarta kemungkinan terjadi karena transisi musim kemarau ke musim penghujan.
Editor’s picks
"Pertama kemungkinan itu bisa saja terjadi karena saat ini masih dalam kondisi semacam transisi dari musim kemarau ke musim penghujan" ujarnya saat dihubungi IDN Times melalui sambungan telepon.
Baca juga: Ini Penjelasan Ilmiah Terjadinya Tiga Puting Beliung di Kepulauan Seribu
Mulyono menjelaskan waterspout terjadi karena saat pagi ke siang terjadi pemanasan kuat dipermukaan laut yang kemudian membuat air menguap.
Pemanasan ini memicu pertumbuhan awan yang besar diatas laut dan menimbulkan perbedaan suhu didasar awan sehingga mengakibatkan pusaran angin.
"Kalau terjadi perbedaan suhu seperti itu kemungkinan didasar awan akan terjadi pusaran-pusaran kecil yang signifikan dan menguat. Ketika sudah menjadi kuat pusaran ini dapat menyebabkan aliran permukaan ke dasar awan tadi. Hanya saja pusaran ini dari dasar awan jadi yang terlihat sebetulnya pusaran uap air". katanya.