Batam Darurat Narkoba! Separuh Napi di Lapas Barelang Dihuni Pemakai Sabu

Ngeri. Batam jadi lokasi favorit para pengedar narkoba

Maju dan berkembangnya sebuah daerah pastinya akan memberikan efek positif bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya. Namun juga bisa menimbulkan efek negatif yang membuat aparat keamanan harus bekerja keras. Terlebih jika itu bersangkutan dengan narkoba. Batam, Provinsi Kepulauan Riau merupakan daerah yang rentan sebagai lokasi beredarnya narkoba. Apalagi letak geografisnya strategis, sebab berdekatan dengan negara maju seperti Singapura dan Malaysia.

Ketua DPD Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Kepri, Samsul Paloh beberapa waktu lalu menegaskan Batam bukan lagi sebagai tempat transit narkoba, melainkan telah menjadi pangsa pasar dan retail peredaran narkoba di Indonesia. Batam, katanya, sudah menjadi tujuan utama dari pangsa pasar narkoba di Indonesia.

Kondisi ini menimbulkan keprihatinan bagi pria asal Makasar ini. Mengingat narkoba telah menjadi wabah yang siap memberangus dan menghancurkan generasi muda sebagai penerus bangsa.

Karena itu dirinya mengharapkan kepada Hakim dan Jaksa untuk berani memberikan vonis yang cukup berat. Yakni vonis sehingga menimbulkan efek jera bagi pelakunya.

Apa yang diungkapkan oleh Ketua Granat Kepri bisa dilihat secara langsung dari banyaknya tersangka yang merupakan pengguna, pengedar, hingga bandar narkoba yang mendiami lembaga permasyarakatan (LAPAS) Kelas II A Barelang Batam.

Dari 1.368 warga binaan (napi) yang berada di lokasi tersebut, 948 di antaranya terjerat kasus narkoba dengan jenis yang paling diminati yaitu Sabu-sabu. Perbandingan jumlah pemakai narkoba jauh lebih besar dari pengedar.

Artinya, kata Kepala Lapas Barelang, Marlik Subiyanto, setengah lebih penghuni di lapas tersebut karena kasus Narkoba.

Membludaknya warga binaan kasus narkoba ini, menurutnya lebih disebabkan karena masa hukuman para warga binaan sebagai pemakai dan pengedar masih sama. Yakni hanya kurang dari 10 tahun. Sehingga lapas mengalami over kapasitas.

Peredaran dan penyelundupan Narkoba di wilayah Batam, Provinsi Kepri juga menjadi perhatian serius Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen (Pol) Budi Waseso.

Berdasarkan pengungkapan banyak kasus, Batam menjadi jalur idola untuk menyelundupkan barang haram dari negara tetangga, Malaysia. Ada 11 negara penyuplai narkoba ke Indonesia. Dan muaranya di Indonesia.

Pria yang akrab disapa Buwas ini menegaskan sindikat terbesar sebagai negara penyuplai Narkoba adalah Tiongkok, Afrika dan Amerika latin.

Sebagai daerah yang terdiri dari banyak pulau-pulau, lanjut Buwas, Batam menjadi daerah paling disukai jaringan internasional untuk menyelundupkan Narkotika. Narkotika dalam jumlah yang cukup banyak diselundupkan melalui jalur resmi dan jalur tidak resmi.

Maraknya peredaran Narkoba di Indonesia, menurutnya, memang tidak terlepas adanya para oknum dari berbagai lembaga yang terlibat. Hal tersebut, jelasnya lagi, memang sudah menjadi incaran jaringan narkoba yang beroperasi di Indonesia supaya bisnis yang dijalankan bisa lancar.

Tanpa adanya oknum-oknum yang terlibat tidak mungkin hal itu terjadi. sehingga diperlukan komitmen semua lembaga untuk membasminya.

Iman Suryanto Photo Writer Iman Suryanto

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya