Sepekan Pasca Teror Bom, 14 Negara Belum Tarik Travel Advice ke Indonesia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Satu pekan pasca serangan bom yang terjadi di berbagai wilayah seperti Surabaya, Sidoarjo, Riau, 14 negara belum menarik Travel Advice kunjungan ke Indonesia.
“Sampai tanggal 20 Mei 2018 pukul 21:00, 14 negara yang memberikan Travel Advice kepada warga negaranya yang akan berkunjung atau berada di Indonesia, masih belum menurunkan atau mencabut status Travel Advice,” kata Kepala Biro (Kabiro) Komunikasi Kementerian Pariwisata Guntur Sakti kepada IDN Times, Senin (21/5).
1. Daftar negara yang memberikan Travel Advice
Empat belas negara yang memberikan Travel Advice kepada warganya untuk berkunjung ke Indonesia dimulai dari Inggris, Amerika, Polandia, Singapura yang memberikan Travel Advice pada saat terjadi bom Surabaya, Minggu (13/5).
Sehari setelahnya, 7 negara menyusul mengeluarkan Travel Advice untuk warga negaranya berkunjung ke Indonesia, yakni Kanada, Swiss, Australia, Brasil, Irlandia, Malaysia, Hongkong. Tiga negara lainnya yakni Selandia Baru, Filipina, Perancis yang mengeluarkan Travel Advice pada 15 Mei.
Baca juga: 66 Jam yang Menegangkan: Kronologi Jelang Soeharto Lengser
2. Demi kebaikan warga negara masing-masing negara
Guntur meminta masyarakat Indonesia tidak perlu risau dengan Travel Advice yang dikeluarkann 14 negara tersebut. Travel Advice dikeluarkan demi melindungi warga negara suatu negara. Indonesia pun sering mengeluarkan Travel Advice ke beberapa negara.
“Travel Advice itu biasa. Itu kewajiban negara untuk melindungi warga negaranya. Seperti Indonesia 1 tahun ke belakang banyak mengeluarkan Travel Advice ke beberapa negara,” kata Guntur.
3. Tidak perlu khawatir akan status Travel Advice
Editor’s picks
Perlu kamu ketahui, Travel Advice ini merupakan status paling rendah dalam imbauan atau peringatan yang dikeluarkan suatu negara. Di atas Travel Advice ada Travel Warning dan Travel Ban.
“Jadi Travel Advice itu level paling rendah. Hanya meminta warganya hati-hati dan waspada,” ujar Guntur.
4. Dampak lain yang terjadi pasca teror bom
Berdasarkan acuan 3A yakni aksesibilitas, amenitas dan atraksi, menurut Guntur belum ada dampak lain. Namun ia menggarisbawahi, beberapa pelaku otorisasi dan industri yang berkaitan dengan pariwisata memperketat pengamanan mereka.
“Untuk aksesibilitas, tidak ada, belum jadwal penerbangan yang dibatalkan atau ditunda. Di pelabuhan dan terminal juga sama. Semua moda transportasi berjalan normal seperti biasa. Hanya otroritas bandara memang terkait dengan kejadian ini melakukan pengetatan pengamanan di seluruh pintu masuk,” jelas Guntur.
“Kemudian amenitas, tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap pembatalan atau cancelation terhadap tamu-tamu di hotel,” imbuhnya.
Guntur menambahkan, data lengkap dampak teror bom terhadap pariwisata baru bisa dikeluarkan 1 bulan setelahnya.
5. Harapan agar permasalahan teror cepat selesai
Guntur berharap permasalahan teror ini dapat diselesaikan agar pariwisata dapat kembali berjalan normal.
“Tapi ekosistem pariwsata secara umum berjalan normal, kondusif. Dan kita harap eskalasi permasalahan ini jangan teralu lama. Karena pariwsata itu tidak bisa tumbuh dalam ekosistem yang rusuh,” pungkasnya.
Baca juga: Komnas Perempuan: Hukuman Mati Justru Memicu Terorisme Baru