Miris, Muslim di Palestina Sahur dan Berbuka Puasa Tanpa Listrik

Sebanyak 63 persen kebutuhan listrik di Gaza tidak terpenuhi

Jakarta, IDN Times - Kita, khususnya umat Muslim di Indonesia mungkin bahagia bisa menjalani ibadah puasa di Indonesia. Banyak makanan, minuman, termasuk dilengkapi dengan cahaya dan listrik yang memadai.

Namun, hal itu tidak dapat dirasakan bagi saudara Muslim kita yang berada di Palestina. Mereka terancam berbuka puasa dan sahur dalam keadaan tanpa penerangan.

1. Bermula sejak pemblokiran Jalur Gaza

Miris, Muslim di Palestina Sahur dan Berbuka Puasa Tanpa Listriktimeslive.co.za

Sejak Jalur Gaza diblokade Israel, warga Palestina berjuang menghadapi kelangkaan listrik sejak 2006. Saat itu, Jalur Gaza berada di jurang krisis energi, hanya dapat pasokan listrik tiga hingga empat jam sehari.

“Akibat paling fatal mengancam aspek kehidupan mereka, khususnya pelayanan medis,” ujar relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Gaza, Muhammad Najjar, Senin (21/5).

Baca juga: Ini Cara Mudah Khatam Alquran Selama Ramadan

2. Sangat minimnya pasokan listrik di Palestina

Miris, Muslim di Palestina Sahur dan Berbuka Puasa Tanpa Listriknews.un.org

Data yang dirangkum ACTNews menunjukkan, saat ini Jalur Gaza hanya menerima 120 megawatt listrik dari Israel dan 32 megawatt dari Mesir. Sementara, pembangkit listrik yang berfungsi di Gaza hanya mampu menghasilkan 60 megawatt listrik. Angka itu masih tergolong kecil dari kebutuhan total listrik sekitar 600 megawatt.

“Buruknya lagi, generator listrik yang dimiliki warga Gaza itu lebih sering padam ketimbang menyala,” kata Najjar.

Dikutip dari Middle East Monitor, seorang pejabat sementara Kepala Kementerian Pertahanan Palestina Zafer Melhem mengatakan, 63 persen kebutuhan listrik Gaza tidak terpenuhi.

Hingga akhirnya, sebulan sebelum Ramadan, operasional satu-satunya stasiun pembangkit listrik di Jalur Gaza padam total pada Kamis (12/4), karena tidak ada bahan bakar dan kurangnya suku cadang.

3. Krisis layanan kesehatan obat dan bank darah

Miris, Muslim di Palestina Sahur dan Berbuka Puasa Tanpa Listrikmonsterchildren.com

Akibat kekurang pasokan listrik ini memicu beberapa rumah sakit dan pusat medis menangguhkan layanan mereka. Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan tiga rumah sakit dan 10 pusat medis di Jalur Gaza telah menghentikan layanan akibat kehabisan bahan bakar.

“Semua rumah sakit menderita krisis listrik. Dengan sumber daya seadanya mencoba menyediakan bahan bakar untuk menjalankan rumah sakit. Namun, karena harga bahan bakar yang mahal seringnya mereka tidak mampu menyediakan bahan bakar,” kata Najjar.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina Ashraf Al-Qedra menyebutkan, 45 persen obat dan 58 persen pasokan laboratorium serta bank darah telah habis. Alasan utama di balik berhentinya pembangkit listrik karena tak tersedia bahan bakar industri dan kurangnya suku cadang.

4. Keluarga miskin yang hidup tanpa listrik sama sekali

Miris, Muslim di Palestina Sahur dan Berbuka Puasa Tanpa Listrikthedailybeast.com

Krisis pasokan listrik ini makin dirasakan oleh dua juta penduduk Jalur Gaza. Setiap hari mereka hidup dengan keterbatasan listrik. Khususnya bagi keluarga miskin yang tak mampu menebus seliter dua liter bensin untuk menghidupkan generator.

Najjar menyebutkan pasokan listrik hanya tersedia selama tiga hingga empat jam per hari. Artinya, sebagian besar kehidupan mereka dihabiskan tanpa bantuan listrik.

Sementara, persentase kemiskinan di Jalur Gaza tetap melambung. Saat ini, sekitar 42 persen warga Palestina di Gaza menderita kemiskinan, 58 persen kaum mudanya pengangguran, dan sekitar 80 persen penduduk Gaza bergantung pada bantuan internasional, terutama makanan.

“Di Gaza, 80 persen orang bergantung pada bantuan kemanusiaan yang disediakan oleh organisasi amal. Ramadan ini ribuan keluarga tidak akan mampu memenuhi kebutuhan mereka dari makanan dan barang-barang Ramadan. Pegawai pemerintah tidak menerima gaji penuh mereka sejak berbulan-bulan,” pungkas Najjar.

Baca juga: Selama Bulan Ramadan, Masyarakat Indonesia Gunakan Internet Untuk Ini

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya