Kisah Pilu Buruh Bangunan, Ditipu Mandor Hingga Terserang Stroke

Joko dan anaknya ditemukan petugas dinas sosial di Manggarai

Jakarta, IDN Times - Agus Joko Suparto bersama anaknya Afif terpaksa harus menjadi gelandangan di Ibu Kota, setelah mengalami peristiwa tragis. Warga Jalan Teluk Aru Utara Gang I, Surabaya, Jawa Timur itu mengalami cobaan hidup bertubi-tubi.

1. Ditipu bosnya di proyek pembangunan

Kisah Pilu Buruh Bangunan, Ditipu Mandor Hingga Terserang StrokeSuku Dinas Sosial Jakarta Selatan

Cobaan pertama saat Joko tinggal bersama anaknya yang masih berumur 14 tahun itu di mess proyek pembangunan gedung kawasan Summarecon Bekasi, Marga Mulya, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat sejak beberapa bulan terakhir. 

Namun, pada Selasa 27 Februari lalu, pria 43 tahun itu kehilangan barang berharganya saat hendak berencana pulang ke kampung halaman bersama sang anak. Honor hasil bekerja serta sejumlah barang penting, seperti identitas diri, pakaian, serta surat berharga dibawa kabur mandor bangunan yang tak lain adalah bosnya. 

Baca juga: Lumpuh Akibat Serangan Jantung, Kisah Mahasiswa Ini Patut Kamu Renungkan

2. Pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan

Kisah Pilu Buruh Bangunan, Ditipu Mandor Hingga Terserang Strokedolandolen.com

Joko pun kebingungan selama tiga hari terakhir. Dia bersama putranya memutuskan pergi ke Jakarta, yang berharap mendapatkan pekerjaan baru. Namun, Joko mengalami sakit yang diduga stroke saat tiba di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, pagi tadi.

"Waktu ditemukan sudah posisi jatuh, sepertinya kena serangan stroke, tetapi untuk memastikan akan di-scaning di rumah sakit," ungkap petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan Nurjamali usai menyelamatkan Joko dan anaknya di sekitar Stasiun Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (4/3). 

3. Membuat laporan dan meminta rujukan pada polisi

Kisah Pilu Buruh Bangunan, Ditipu Mandor Hingga Terserang StrokeDinas Sosial DKI Jakarta

Bersamaan dengan evakuasi Joko ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tebet, Afif diminta membuat laporan kepada kepolisian atas kehilangan barang, sekaligus meminta rujukan agar dapat dipulangkan ke kampung halaman oleh Dinas Sosial DKI Jakarta. 

"Karena belum sadarkan diri, anaknya yang membuat surat keterangan dari polisi di Polsek Tebet didampingi oleh petugas Dinas Sosial, dan untuk selanjutnya akan dirujuk ke RSUD Pasar Minggu," tutur Nurjamali.

4. Agus dan Afif bukan lagi warga Surabaya

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bergerak cepat menelusuri buruh bangunan yang ditipu mandor proyek dan ditemukan gelandangan hingga terserang stroke di Jakarta, yang diduga warga Surabaya.

Di beberapa media dan media sosial, pria bernama Agus Joko Suparto (43) dan anaknya Afif (14) disebut-sebut warga Jalan Teluk Aru Utara Gang I, Surabaya, Jawa Timur. Namun, setelah ditelusuri ternyata Agus dan anaknya bukan lagi warga Surabaya.

Kabag Humas Pemkot Surabaya M Fikser mengatakan Agus dan anaknya, Afif, sudah bukan warga Surabaya. Hal itu didasarkan pada hasil koordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Fikser mengaku pihaknya telah mengecek semua database kependudukan warga Surabaya, terutama ketika mengecek nama dan alamat Agus. 

“Hasilnya, dalam database kependudukan itu tidak ditemukan warga bernama Agus Joko Suparto dan anaknya, Afif, serta alamatnya pun tidak ditemukan,” kata Fikser ditemui di ruangannya, Rabu (7/3).

5. Agus pindah ke Kalimantan sejak 2005

Kisah Pilu Buruh Bangunan, Ditipu Mandor Hingga Terserang Strokejawapes.co.id

Selain database, kata Fikser, Pemkot Surabaya juga langsung mengecek ke alamat yang disebutkan, yaitu Jalan Teluk Aru Utara Gang I, Surabaya, Jawa Timur. Ketika di lokasi, pihak Pemkot pun menanyakan dan berkoordinasi dengan Ketua RW 8, Risfan Efendi dan Ketua RT 9 RW 8, Resa, dan ternyata tidak ada orang bernama Agus Joko Suparto.

Namun, setelah dilakukan investigasi lebih lanjut, ditemukan informasi Agus merupakan anak dari seorang bapak bernama Aspah (67), pensiunan pegawai Pelindo III cabang Tanjung Perak, Surabaya.

Aspah sendiri tinggal di Jalan Teluk Aru Asrama nomor 32 RT 9 RW 8, Kelurahan Perak Utara, Surabaya. “Di alamat itu, Pemkot berkoordinasi dengan keluarga Agus dan ditemui adik-adiknya yang bernama Siti Kotijah dan Agustin Ria Anita,” kata Fikser.

Dari koordinasi itu, Pemkot mendapatkan informasi Agus merupakan duda yang sudah dikaruniai dua anak laki-laki. Anak pertamanya ikut Agus dan anak keduanya ikut ibunya yang tidak diketahui tempat tinggalnya.

Dulunya, lanjut Fikser, Agus memang tinggal bersama Aspah, namun sejak 2005, ia pindah dari Surabaya ke Jalan Manunggal RT 09 RW 02, Desa Pait, Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur.

“Jadi, Agus ini sudah pindah dari Surabaya ke Kalimantan Timur,” kata dia.

Baca juga: Volume Banjir Surabaya Menyusut, Risma Beberkan Rahasianya

6. Agus punya masalah hukum dengan Polda Jatim

Kisah Pilu Buruh Bangunan, Ditipu Mandor Hingga Terserang StrokeIDN Times/Sukma Shakti

Menurut Fikser, pihak keluarga juga menjelaskan selama Agus tinggal di Surabaya sampai akhirnya pindah, telah meninggakan banyak permasalahan, hingga merugikan banyak orang.

“Berdasarkan pengakuan pihak keluarga, Agus ini sempat punya masalah hukum dengan pihak Polda Jatim,” ungkap dia.

7. Agus dan Afif sudah lama tinggal di Bogor

Kisah Pilu Buruh Bangunan, Ditipu Mandor Hingga Terserang Strokeskyscrapercity.com

Meskipun sudah jelas Agus bukan warga Surabaya, namun penelusuran Pemkot Surabaya tidak berhenti sampai di situ. Pemkot Surabaya melalui Dinas Sosial juga berkoordinasi dengan petugas Panti Sosial Bina Insan (PSBI) Kedoya, Jakarta Barat, yang diwakili Untung.

“Hasilnya, disampaikan bahwa Agus dan Afif sudah keluar dari PSBI dan tinggal bersama saudaranya di Bojong Gede, Bogor. Agus pun tidak meninggalkan nomor telepon dan KTP atau alamat keluarga yang saat ini menampungnya,” kata Fikser.

8. Pemkot siap memfasilitasi warganya yang terlantar di kota atau kabupaten lain

Kisah Pilu Buruh Bangunan, Ditipu Mandor Hingga Terserang Strokesurabaya.bisnis.com

Fikser memastikan, apabila Agus tercatat sebagai warga Surabaya, maka Pemkot Surabaya tidak akan segan-segan menjemputnya, mengobati, dan merawat anaknya di Surabaya. Sebab, hal semacam ini sudah sering dilakukan Pemkot Surabaya apabila menemukan warganya yang terlantar di daerah lain.

"Ini sudah menjadi tanggung jawab pemerintah kota dalam memberikan pelayanan kepada warganya. Kalau ini warga Surabaya, biasanya kami menjemputnya dengan gratis, mengobati dan merawatnya hingga sembuh. Bahkan, kalau sudah sembuh total, biasanya disediakan lapangan pekerjaan. Layanan semacam itu sudah biasa kami lakukan selama ini,” tutur Fikser.

Baca juga: Pemkot Pastikan Buruh Terserang Stroke di Jakarta Bukan Warga Surabaya

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya