Begini Cara Menkes Cegah Difteri di Masyarakat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moeloek menyebut pasien yang terkena infeksi difteri lantaran warga tidak mendapatkan imunisasi.
"Kalau kita lihat ini berarti anak-anak yang terkena anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi, dan ini dibenarkan pada waktu kita mendapatkan melakukan suatu penelitian ini," ungkap Nila di SMA N 33 Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (11/12).
"Jadi memang ada yang enggak melakukan imunisasi atau imunisasi tidak lengkap," imbuh dia.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan Outbreak Response Immunization (ORI) untuk menekan penyebaran penyakit difteri.
Baca juga: Jatim Provinsi Terbanyak Difteri, Ini Antisipasi Pemerintah
Editor’s picks
Dana ORI sendiri telah dicanangkan sebelumnya untuk membeli vaksin dan diberikan kepada masyarakat secara cuma-cuma.
"Pemberian vaksin ini gratis kalau mereka pergi ke puskesmas dan rumah sakit yang memberikan vaksin yang berasal dari Kemenkes," ujar Nila.
"Dan diulang lagi 18 bulan. Diulang lagi pada bulan imunisasi anak sekolah kelas satu, dua, dan lima," saran Nila.
Menurut Nila, pemberian ORI dimulai dari Jakarta Barat dan Jakarta Utara. "Daerahnya barat dan utara yang lebih banyak terjadi, tapi akan diperluas ke selatan, daerah wilayah di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat," lanjut dia.
Kemenkes menetapkan kasus infeksi difteri sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Sejak November 2017, di Jawa Barat telah mencapai 109 kasus dengan 13 orang di antaranya meninggal dunia.