Begini Serunya Kalau Ibu-ibu Berburu Foto Super Blue Blood Moon

Peralatan memotret mereka gak kalah sama fotografer pro, lho!

Jakarta, IDN Times - Mereka berbaris di halaman monumen nasional (monas) yang luas. Dengan sedikit membungkukkan badan, masing-masing kemudian menekan tombol shutter kamera: Cekrek! Foto bulan super langka itu pun terabadikan.

Grup bernama Potret Indonesia ini adalah kumpulan para pecinta fotografi yang sedang hunting foto Super Blue Blood Moon di Monas.

"Saya ada grup WhatsApp. Jadi saya ajakin 'Ayo hunting bulan di Monas. Baru 7 hari lalu," kata Raar Pradipto (29), penggagas grup Potret Indonesia kepada IDN Times saat ditemui di Monas, Jakarta, Rabu (31/1).

1. Mayoritas fotografer ibu-ibu

Begini Serunya Kalau Ibu-ibu Berburu Foto Super Blue Blood MoonIDN Times/Helmi Shemi

Komunitas fotografer ini mayoritas terdiri dari ibu-ibu dengan usia 40 hingga 70 tahun. Dengan perlengkapan layaknya fotografer profesional, mereka berjuang mendapat foto yang sempurna dari Super Blood Moon.

"Saya punya grup Potret Indonesia. Banyak ibu-ibu yang suka foto saya juga enggak tahu kenapa, mungkin lagi tren. Saya temen mereka dan bisa ajarin foto, begitu," kata Ranar seraya tersenyum.

Baca juga: Wow! Nenek 74 Tahun Ini Ikut 'Memburu' Super Blood Moon

2. Berbagi untuk dapatkan hasil foto terbaik

Begini Serunya Kalau Ibu-ibu Berburu Foto Super Blue Blood MoonIDN Times/Helmi Shemi

Ranar dengan gesit dan ramah memberikan instruksi kepada anggotanya yang kebanyakan ibu-ibu itu. Mulai dari ISO, speed dan lain-lain. Sambil menekan shutter untuk mengabadikan foto, Ranar memberikan instruksi kepada teman-temannya, juga kepada IDN Times.

"Untuk memotret bulan cari foreground yang bagus. F/7.1, speed cepat 0.5 detik. Kalau untuk tip, cari tempat luas. Gunakan lensa tele 600mm atau sepanjang mungkin," jelas pria yang juga travel fotografer ini.

3. Pilih monas karena bagus

Begini Serunya Kalau Ibu-ibu Berburu Foto Super Blue Blood MoonIDN Times/Helmi Shemi

Ranar juga mengungkapkan alasan kenapa ia dan rekan-rekannya memilih Monas untuk memotret Super Blue Blood Moon. Menurutnya, Monas memiliki halaman yang luas dan objek pemandangan yang beragam. 

Ia memilih framing gedung Pertamina, Makostrada dan Gedung Kwarnas Pramuka sebagai objek tambahan dari objek utama Super Blue Blood Moon.

"Di Monas tempatnya luas. Kita enggak pengen cuma bulan tapi ada objeknya. Dengan ada gedung dan bulan sama-sama tertangkap," ujarnya.

Ranar mengatakan ini bukan kali pertama ia bersama rekan-rekannya hunting foto bersama. Ia pernah keliling Indonesia seperti Lampung dan Lombok untuk memotret keindahan alam Indonesia.

"Kami suka buat event foto, kayak tur fotografer keliling Indonesia. Kadang kami adakan workshop foto alam dan human interest," tandasnya.

Baca juga: Detik-detik Gerhana Bulan di Langit Jakarta, Begini Penampakannya

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya