Yuk, Bangkitkan Lagi Lagu Anak Indonesia!

Ayo dukung biar anak tidak mendengar lagu yang tidak pantas untuknya

Jakarta, IDN Times – Mungkin banyak di antara kita, khususnya orang tua yang miris dengan lagu anak zaman sekarang. Belasan tahun lalu, telinga kita masih akrab dengan lagu buatan Pak Kasur dan artis cilik kala itu seperti Tasya, Joshua, Chikita Meidy, Maissy, Tina Toon dan lain-lain.

Namun kini lagu-lagu anak seperti itu menghilang, bahkan kalah populer dengan lagu-lagu ‘zaman now’ yang tidak sesuai untuk pendidikan anak.

1. Bangkitkan lagu anak Indonesia

Yuk, Bangkitkan Lagi Lagu Anak Indonesia!IDN Times/Helmi Shemi

Sekolah Gemala Ananda melalui gerakan #Bangkitkan Lagu Anak Indonesia mengadakan pertunjukan amal “UNTUKMU KAWAN”. Sebuah karya yang menampilkan 130 siswa-siswi dari enam komunitas dalam bernyanyi dan bermain musik lagu anak.

“Ini mulai dari kekhawatiran dan waktu memulai enggak pikir panjang, enggak mikir ini jadi apa, apa akan berhasil atau tidak. Kami punya guru luar biasa, lagu itu dinikmati anak dan orang tua kenapa kita enggak berbagi?,” kata Kepala Sekolah Ananda Gemala Jasmin Jasin di Perpustakaan Nasional, Sabtu (24/3).

Beberapa judul lagu yang dibawakan dalam pertunjukkan adalah Turn The Lights On, Anak Indonesia, Papau Nenahayek (Papau Bergembira), Hey Watson, Raket Roker, Bersenang di Air, Sang Penemu dan lainnya.

Baca juga: Sadar Nggak Sama Kesalahan-Kesalahan Dalam Lagu Anak Ini?

2. Berbagi CD musik gratis dan media sosial

Yuk, Bangkitkan Lagi Lagu Anak Indonesia!IDN Times/Helmi Shemi

Selain pertunjukan amal, kampanye Bangkitkan Lagu Anak Indonesia ini juga akan membagikan  1000 CD yang berisi 10 lagu orisinal yang dinyanyikan saat pertunjukan dan diciptakan guru seni musik sekolah Gemala Ananda. 1000 CD ini akan dibagikan ke seluruh yayasan dan organisasi pendidikan.

Tidak hanya itu, lagu dan video yang ada di CD tersebut juga akan disebarkan di media sosial agar lebih mudah dijangkau anak dan orang tua.

“Ini dibuat video dan akan ditayangkan di media sosial. Sehingga orang bisa akses. Zaman sekarang enggak semua orang punya CD player. Kita bangun kemitraan dengan Indonesia Mengajar, Komunitas Seribu Guru, Gerakan Peduli Musik Anak dan lembaga lain, komunitas yang mau membantu, individu juga boleh,” jelas Jasmin.

3. Perlu kesadaran orang tua

Yuk, Bangkitkan Lagi Lagu Anak Indonesia!IDN Times/Helmi Shemi

Akhir April nanti, Gemala Ananda akan mengadakan lokakarya yang bertajuk ‘Peran Musik Dalam Pengasuhan dan Pendidikan’. Lokakarya ini mengajak masyarakat menumbuhkan kesadaran bahwa musik bagian dari kehidupan seharu-hari.

“Ada cerita seorang ibu ‘Anda suka nyanyi buat anak? Kalau menidurkan dan lain-lain?’. ‘Ah enggak, kan suara saya jelek’. Jadi di kepala kita tanpa sadar tertanam menyanyi itu untuk didengar dan dinilai orang. Padahal kan kalau lihat tradisi, di Jawa dan Sumatera sebelum tidur menyanyikan lagu buat anak kayak nina bobo. Ini yang mesti dikenalkan, musik itu menyenangkan, mudah,” jelas Jasmin.

4. Jangan kasih gadget, ayo bernyanyi

Yuk, Bangkitkan Lagi Lagu Anak Indonesia!IDN Times/Helmi Shemi

Jasmin menyoroti banyaknya orang tua yang dengan mudahnya memberikan gadget untuk menenangkan anak mereka. Padahal menurutnya, musik lebih efektif dan menyenangkan.

“Kadang-kadang orang tua memberikan gawai karena merasa tidak punya opsi lain. Kalau mereka tau ternyata lagu menyenyangkan dan mudah digunakan dalam kehidupan sehari-hari, mereka tidak perlu gawai. Jangan bayangkan lagu itu harus keren, sesuatu yang ada dipanggung. Enggak kok,” ujarnya.

5. Berharap kolaborasi dengan penyanyi Indonesia

Yuk, Bangkitkan Lagi Lagu Anak Indonesia!IDN Times/Helmi Shemi

Jasmin berharap ada penyanyi atau pemusik dari Indonesia yang turut serta dalam gerakan ini untuk menghasilkan lagu untuk anak dan ramah anak.

“Ada istilah lagu anak, ada lagu ramah anak. Lagu dewasa ramah anak, misal Laskar Pelangi. Itu kan bukan lagu untuk anak, tapi orang dewasa suka, anak-anak suka dan lirik kontennya positif. Kalau ada (penyanyi atau pemusik) yang nagajakin, boleh dijajaki,” pungkas Jasmin.

Baca juga: Kreativitas Orang Indonesia, Pokemon GO Dibuat dalam Lagu Anak-anak!

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya