4 Kategori Teroris di Indonesia, Salah Satunya Simpatisan

Seperti apa sih pengkategorian terorisnya?

Jakarta, IDN Times – Banyaknya aksi teror di Indonesia dalam satu minggu terakhir ini mendapat respons dari peneliti Insitute for Analysis of Conflict (IPAC) Navhat Nuraini.

Dalam sebuah diskusi di kantor Wahid Foundation, Jakarta, Selasa (15/5), Navhat memaparkan ada 4 kategori teroris di Indonesia, apa saja?

1. Teroris deportan

4 Kategori Teroris di Indonesia, Salah Satunya SimpatisanIDN Times/Sukma Shakti

Pertama adalah mereka yang ingin bergabung dengan ISIS di Suriah. Namun akhirnya mereka ditangkap oleh pihak kepolisian di sana dan dipulangkan atau dideportasi ke Indonesia. Navhat menyebut jumlah untuk kategori pertama ini ada 500 orang sejak adanya ISIS pada tahun 2012.

Baca juga: 5 Fakta Tak Terduga Pelaku Bom di Surabaya, Tinggal di Rumah Rp 1 M Lebih

“Pertama deportan, orang yang mau ikut ISIS ke Suriah, tapi sampai Tukri atau negara lain keburu ketangkap polisi di sana dan dideportasi ke Indonesia,” kata Navhat.

2. Narapidana teroris perempuan

4 Kategori Teroris di Indonesia, Salah Satunya SimpatisanIstimewa

Kedua adalah narapidana teroris (napiter) perempuan. Navhat mengatakan, teroris di kategori ini tidak mau maju sendiri, namun ia siap melindungi kawannya.

“Kedua, napiter perempuan. Sebelumnya kita hanya punya, anak buahnya Noordin M Top yang melindungi suaminya karena waktu diserbu polisi dalam keadaan hamil dia ditembak, itu waktu itu dia jadi selebriti media jihadis. Itupun levelnya situ aja, gak mau dia maju sendiri,” jelas Navhat.

3. TKW yang teradikalisasi

4 Kategori Teroris di Indonesia, Salah Satunya SimpatisanIDN Times/Sukma Shakti

Kategori ketiga ini adalah teroris yang sebelumnya menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. TKI itu lalu teradikalisasi di negara tempat ia bekerja. Beberapa contohnya adalah Dian Yuli Novi, terdakwa kasus percobaan teror bom panci di Istana Negara.

TKW yang tahun lalu dideportasi yakni Anggi. Lalu yang baru-baru ini adalah pelaku bom di sebuah rusun di kawasan Wonocolo di Sidarjo, Jawa Timur, Puspita Sari.

“Jadi imigran Indonesia yang bekerja di luar negeri dan teradikalisasi di sana. termasuk 3 pemboman bunuh diri di Indonesia yang gagal yaitu yaitu Dian, Puspitasari, sama Anggi. Anggi termasuk deportan tahun lalu yang diurus Kemensos, itu TKW,” jelasnya.

4. Simpatisan di Indonesia

4 Kategori Teroris di Indonesia, Salah Satunya SimpatisanIDN Times/Sukma Shakti

Kategori teroris terakhir adalah mereka yang ada di Indonesia dan suka memunculkan diri secara online. Tujuannya adalah untuk propaganda media.

“Keempat simpatisan yang ada di sini. Ini ada yang suka selfie, suka memunculkan diri di online, ini risikonya gak tinggi, karena mereka fokusnya propaganda media,” pungkas Navhat.

Baca juga: Terkuak, Ini Isi Surat Wasiat Pelaku Teror Mapolda Riau

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya