3 Masalah Yang Harus Diperbaiki Jelang Asian Games

Di antaranya masalah transportasi

Jakarta, IDN Times - Pecobaan Asian Games telah berlangsung pada 15 Februari lalu. Meski sudah selesai, acara yang diikuti 18 negara dan 886 atlet itu menyisakan beberapa hal yang harus menjadi perhatian Indonesian Asian Games Organizing Committee (Inasgoc) atau panita pelaksana.

Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) evaluasi pelaksanaan 2018 Asian Games lnvertation Tournament yang dihadiri Wakil Presiden Rl Jusuf Kalla, sejumlah menteri dan pejabat pemerintah, ada empat poin yang perlu diperbaiki Inasgoc.

1. Masalah transportasi

3 Masalah Yang Harus Diperbaiki Jelang Asian Gamescdnimage.terbitsport.com

Masalah waktu tempuh atlet dari Wisma Atlet ke Gelora Bung Karno (GBK) menjadi perhatian utama. Dengan jarak tempuh 60 menit, dirasa terlalu lama. Idealnya waktu tempuh hanya 34 menit.

Inasgoc menilai ada empat poin penting yang butuh perhatian segera. Mulai dari transportasi, koneksi jaringan data, koordinasi internal dan eksternal.

"Soal transportasi, kita sudah memiliki alternatif solusi, yakni penggunaan bahu jalan dan jalur Transjakarta. Bahkan, pilihan meliburkan sekolah serta mengatur jam kantor juga menjadi pilihan,” kata Ketua Pelaksana Asian Games 2018 Erick Thohir di Wisma Serbaguna, Senayan, Jakarta, Senin (19/2).

Baca juga: Begini Persiapan Dishub DKI Hadapi Asian Games 2018

2. Koneksi jaringan internet

3 Masalah Yang Harus Diperbaiki Jelang Asian Gamesandhiragumay.com

Masalah koneksi memiliki peran penting, karena jika tidak stabil dapat mengganggu proses sistem entry data, akreditasi, dan games management system, kendala pada koordinasi internal dan eksternal butuh perhatian khusus.

“Koneksi jaringan itu juga penting karena memegang peran penting dalam kontrol operasional di main operation center (MCC)," ujar Erick.

3. Koordinasi internal dan eksternal

3 Masalah Yang Harus Diperbaiki Jelang Asian GamesANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Untuk koordinasi internal, kata Erick, perlu sinergi antar-departemen dan juga dengan pengurus cabang olahraga terkait operasional pertandingan berjalan jauh lebih lancar.

Sementara, untuk koordinasi eksternal harus lebih diintensifkan pertemuan dengan kementerian dan lembaga pemerintah terkait, sehingga bisa menghasilkan keputusan yang langsung diterapkan.

"Ambil contoh, dengan Kemenpupera perlu pembenahan di beberapa competition venue di kawasan Gelora Bung Karno. Lalu, dengan Bea dan Cukai serta kepolisian terkait kelancaran masuknya peralatan pertandingan, dan kementerian lain seperti Kesehatan, Komunikasi dan Informasi, Pariwisata, dan Pertanian. Terutama terkait sertitikasi bebas penyakit bagi hewan, terutama kuda," papar Erick.

Meski demikian, pencapaian berhasil dilakukan lnasgoc melalui turnamen invitasi ini. Bekerjanya  sistem operasional di Athletes Village yang menggunakan dua tower 10 tower yang tersedia.

Ketersediaan aneka moda transportasi untuk memobilisasi atlet, official, wasit, juri dan media ke lokasi pertandingan. Hingga partisipasi aktif para volunteer yang terlibat di 20 departemen yang beroperasi selama 2018 Asian Games invitation Tournament itu.

"Kami belajar banyak dari turnamen invitasi ini. Tercatat hanya 9 persen pemberitaan negatif tentang turnamen ini, dan itu menandakan kita semua ingin agar Indonesia menjadi tuan rumah yang sukses," kata Erick Tohir.

Baca juga: Bisa Jadi Koleksi, Ini Prangko Edisi Khusus Asian Games 2018

Topik:

Berita Terkini Lainnya