3 Manfaat Perang Tagar Menurut KPU dan Ahli Komunikasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Perang tagar antara kubu pro Joko Widodo (Jokowi) dengan hashtag #DiaSibukKerja dan kubu kontra Jokowi dengan #2019GantiPresiden dinilai punya manfaat positif bagi masyarakat dalam berdemokrasi, terlepas dari kontoversi yang ada tentunya.
Apa saja manfaatnya?
1. Bangkitkan semangat pemilu
Ketua KPU Arief Budiman menilai dengan adanya perang tagar ini meningkatkan kepedulian masyarakat akan pemilu lho.
“Kita harus bersyukur karena membangkitkan semangat. Ini menggairahkan kepedulian orang terhadap pemilu,” kata Arief dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/5).
Baca juga: Kampanye Sudrajat-Syaikhu, Sohibul Iman Singgung Tagar #GantiPresiden2019
2. Gairah tingkat partisipasi warga
Editor’s picks
Arief juga menilai perang tagar ini dapat meningkatkan partisipasi warga. Hal itu juga diamini oleh Pakar komunikasi UIN Gun Gun Heryanto.
“Perubahan konteks sosial politik dinamis dengan cyber democracy. Tagar menjadi ekspresi simbolik preferensi masing-masing orang. Ini dalam konteks demokrasi bukan hal negatif tapi positif karena bisa gairkahkan partisipasi warga,” ujar Gun Gun.
3. Menghasilkan pemilu yang berkualitas
Jika dilaksanakan dengan baik, kedua tagar yang berbeda kubu itu justru dapat menghasilkan pemilu yang terintegritas dan berkualitas.
“Biarkan saja mereka bergerak. Justru mereka bergandengan tangan, membuat pemilu kita lebih baik, terintegritas, punya kualitas, jadi ada partipasi tinggi dari masyarakat,” jelas Arief.
“Tapi kalau saling paksa 2 kubu ini, dampaknya publik akan ‘Lho pemilunya kok panas’. Itu bisa pengaruh ke tingkat partisipatif juga,” imbuh Arief.
Baca juga: Komentar Tsamara Amany soal Tagar #2019GantiPresiden