Teror Bom Surabaya, Ini Analisa Pengamat Terorisme soal 'Pengantin' Wanita

Bentrokan Mako Brimob ‘menggairahkan’ bagi teroris

Jakarta, IDN Times - Dalam waktu kurang dari sepekan, terdapat beberapa aksi teror di Indonesia. Setelah kericuhan di rutan dan penusukan polisi oleh dua perempuan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, hari ini jemaat di tiga gereja menjadi korban bom Surabaya.

Aksi teror ini mengundang rekasi dari berbagai pihak. Tak terkecuali dari pengamat politik Harits Abu Ulya. Bagaimana analisanya?

1. Bentrokan Mako Brimob ‘menggairahkan’ bagi teroris

Teror Bom Surabaya, Ini Analisa Pengamat Terorisme soal 'Pengantin' WanitaIDN Times

Menurut Harits, aksi teror di Surabaya kali ini sudah terencana dengan matang. Bentrokan di Mako Brimob memang 'menggairahkan' bagi kelompok teroris. Namun, bentrokan di markas pasukan elite Polri tersebut bukan pemicu utama.

“Aksi ini sudah terencana dengan matang. Terbukti semua ledakan berlokasi di gereja. Jadi, kejadian di Mako Brimob bukan pemicu rangkaian aksi teror di Surabaya,” kata Harits, Jakarta, Minggu (13/5).

2. ‘Pengantin’ bom wanita bukan hal baru

Teror Bom Surabaya, Ini Analisa Pengamat Terorisme soal 'Pengantin' WanitaIDN Times/Ardiansyah Fajar

Jika mengingat beberapa waktu sebelumnya, ‘pengantin’ bom wanita bukan hal baru, karena sebelumnya sempat ada ‘pengantin’ bom wanita yang tertangkap sebelum melakukan aksinya.

“Kasus pengantin wanita bukan hal yang baru, karena tahun lalu ada yang tertangkap. Kemungkinan mereka adalah janda dari pelaku terorisme,” ucap dia.

Baca juga: Kesaksian Juru Parkir Detik-Detik Jelang Ledakan Bom di GKI Surabaya

3. Teror Bom Surabaya adalah momentum yang tepat bagi teroris

Teror Bom Surabaya, Ini Analisa Pengamat Terorisme soal 'Pengantin' WanitaIDN Times/Ardiansyah Fajar

Harits berpendapat aksi teror bom Surbaya merupakan momentum yang tepat bagi teroris, setelah kericuhan di Mako Brimob. “Secara psikis, bagi kelompok teror momen pasca-kerusuhan di Mako adalah momen tepat." 

"Karena biasanya mereka paham, ketika ada korban dari pihak polisi, maka dampaknya kelompok mereka yang masih di luar akan menjadi target penangkapan sampai dengan resiko kematian di tangan Densus. Nah, kondisi seperti itu membuat mereka secara psikis bisa nekat untuk melawan jika sudah ada persiapan sebelumnya,” dia melanjutkan.

4. Polisi harus segera menemukan titik terang

Teror Bom Surabaya, Ini Analisa Pengamat Terorisme soal 'Pengantin' WanitaIDN Times/Ardiansyah Fajar

Harits mengimbau kepada kepolisian untuk segera menemukan titik terang kasus bom Surabaya, agar tidak terjadi kesimpangsiuran di masyrakat.

“Kami berharap polisi segera menemukan titik terang. Banyak bukti yang tertinggal di TKP (tempat kejadian perkara). Kalau tidak, akan terjadi spekulasi-spekulasi liar yang beredar di masyarakat,” kata dia.

Ledakan bom Surabaya terjadi di tiga lokasi yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela di Ngegel, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno, dan Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro. Polda Jatim menyebutkan ledakan bom di tiga gereja terjadi beriringan mulai pukul 06.30 hingga pukul 07.50 WIB. 

Akibat ledakan bom Surabaya, 11 orang dinyatakan meninggal dan 41 lainnya luka-luka. Polisi masih mendata dan mengindentifikasi korban yang saat ini sudah dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan dan identifikasi. Kemungkinan, jumlah korban masih bertambah.

Baca juga: Kesaksian Mengerikan Ledakan Bom di GKI Diponegoro Surabaya

 

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya