Sound of Tri, Pesta a la Milenial di Hutan Penuh Cahaya

Seperti bermandi sinar, wajah orang-orang yang tumpah-ruah di muka panggung mendadak penuh warna.

Dentuman electronic dance music (EDM) dari para penggawa Bottlesmoker dan grup musik kawakan Stars and Rabbit menggema di Ecopark Ancol, Jakarta Utara, Sabtu malam, 26 Agustus 2017. Sekitar 20 ribu milenial menyambut dengan sorak-sorai. Beberapa ikut berjingkrak mengikuti ritme yang dimainkan penampil di panggung penuh cahaya itu. Sedangakan beberapa lainnya meresponsnya dengan tepuk tangan atau berteriak-teriak kecil.

Ribuan tembakan cahaya lampu LED datang dari berbagai sisi.

Sound of Tri, Pesta a la Milenial di Hutan Penuh CahayaChicha/IDNTimes

Seperti bermandi sinar, wajah orang-orang yang tumpah-ruah di muka panggung mendadak penuh warna. Biru, merah, ungu, kuning, hijau, berganti-ganti. Gerik cahaya lampu seperti menjoget acak, mengikuti dentuman musik yang dibawakan penampil.

Suara Elda, yang kental dengan warna pop-folk, yang kemudian harus berpadu dengan EDM, mewujudkan irama yang terdengar seperti musik dengan sentuhan fusi di kuping. Etnisitas dan modernisasi seperti dikawinkan, dan lantas melahirkan sebuah kebaruan yang enak didengar. Tak cuma sukses dinikmati dalam rupa audio, kolaborasi Stars and Rabbit dan Bottlesmoker juga berhasil memuaskan pandangan visual penonton melalui tarian-tarian penuh gelora yang ditampilkan di atas panggung.

Baca Juga: ONE OK ROCK & 11 Band Jepang Ini Bukti Kerennya J-Music!

Keseruan ini baru permulaan dalam rangkaian “Sound of Tri” yang digelar di Jakarta.

Sound of Tri, Pesta a la Milenial di Hutan Penuh CahayaChicha/IDNTimes

Berturut-turut, setelah dua grup musik kawakan itu manggung, muncul penampil lainnya, seperti GAC yang berkolaborasi dengan Soundwave, Dipha Barus yang berkolaborasi dengan Teza Sumendra, dan Kotak yang berkolaborasi dengan Angger Dimas.

Tak hanya musikus ternama, Sound of Tri turut mengundang musikus-musikus lokal yang sudah memiliki karya sendiri. Mereka sebelumnya telah berjuang mengikuti audisi dalam rangkaian “Road to Sound of Tri”. Beberapa yang menjadi pemenang ditampilkan di panggung, bersanding dengan para musikus papan atas.

Sound of Tri, Pesta a la Milenial di Hutan Penuh CahayaChicha/IDNTimes

Di panggung Jakarta, grup musik Manjakani asal Pontianak dan Paberik Bamboe asal Bandung didapuk menampilkan karya-karyanya. Lagu-lagu mereka disambut antusias oleh penonton. Maklum, guna “menyeret” dua grup itu ke atas panggung, tak bisa sembarangan. Perlu penilaian yang dilakukan oleh juri, yang anggotanya berisi para artis papan atas, yang turut tampil dalam pentas Sound of Tri. Dua grup musik ini berhasil menyisihi puluhan, bahkan seratusan, musikus lain yang juga turut berjuang dalam audisi Road to Sound of Tri yang sebelumnya digelar di 13 kota di Indonesia.  

Audisi Road to Sound of Tri, menurut Chief Commercial Officer Tri Indonesia, Dolly Susanto, digelar untuk mengakomodasi kesempatan anak muda untuk menyalurkan potensinya di bidang musik.

Sound of Tri, Pesta a la Milenial di Hutan Penuh CahayaChicha/IDNTimes

“Musik merupakan salah satu ambisi para milenial. Ambisi itu begitu kuat sehingga harus ada penyalurnya. Dengan membuka acara ini, kami mendorong anak muda untuk mengejar ambisinya,” katanya.

Setelah digelar audisi, ternyata provider GSM Tri banyak menemukan bakat-bakat terpendam. Banyak musikus lokal yang punya karya dengan kualitas tak kalah baik dengan musikus kawakan. Bahkan, musikus lokal ini memiliki warna yang baru, yang menggabungkan musik tradisional dengan musik modern. Harapannya, dengan mengajak musikus lokal ke panggung yang megah, dan mengenalkannya ke khalayak, banyak anak muda di seluruh wilayah di Indonesia lain yang tak putus arang buat mengejar ambisinya di bidang apa pun.

Sound of Tri yang digelar di Jakarta merupakan panggung kedua.

Sound of Tri, Pesta a la Milenial di Hutan Penuh CahayaChicha/IDNTimes

Sebab, panggung Sound of Tri sebelumnya sudah dihelat di Malang. Acara musik dengan konsep electrical forest—konsep yang pertama kali diusung di Indonesia—tersebut digelar di Lapangan Rampa pada 12 Agustus lalu dan diikuti oleh lebih dari 10 ribu anak muda. Kesuksesan di Malang inilah yang membuat kesuksesan acara Sound of Tri yang dihelat di Ibu Kota berlanjut.

Sound of 3 di Jakarta digelar meriah dengan venue yang disulap seperti hutan penuh cahaya.

Sound of Tri, Pesta a la Milenial di Hutan Penuh CahayaChicha/IDNTimes

Selain lampu yang dipasang di panggung, LED turut dipajang di pepohonan. Sehingga, dari kejauhan, Ecopark tampak sangat bercahaya. Rasanya seperti ada sekelompok orang yang tengah menggelar pesta kebuh.

Kemolekan dari berbagai sisi, yakni tata panggung, tata cahaya, dan tata musik, diharapkan oleh jajaran artis tak mandeg begitu saja ketika road show ini berakhir. Tantri Kotak, misalnya, memiliki keinginan Sound of tri bakal digelar lagi tahun dengan dengan konsep yang lebih seru.

Baca Juga: Musica Champions Kembali Juarai Djarum Superliga Badminton

Topik:

Berita Terkini Lainnya