Pemerintah Akui Sulit Ubah Napiter Agar Kembali Cinta NKRI

Bahkan, para napiter malah menyebarkan paham radikal ke napi lain

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 145 Narapidana Terorisme (Napiter) yang dipindahkan dari Rumah Tahanan (Rutan) cabang Salemba di Komplek Mako Brimob telah tiba di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Nusakambangan, Cilacap Jawa Tengah pada Kamis (10/05). Proses pemindahan dilakukan usai terjadi peristiwa kerusuhan yang menewaskan lima personel polisi. 

Bahkan, satu personel polisi atas nama Bripka Iwan Sarjana sempat disandera oleh para napiter. Lalu, bagaimana proses pemindahan napiter ke Lapas Nusakambangan?

1. Napiter Mako Brimob sudah mendapat tempat di Nusakambangan

Pemerintah Akui Sulit Ubah Napiter Agar Kembali Cinta NKRIANTARA FOTO/Idhad Zakaria

Kepala Bagian Humas dan Protokol Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Ade Kusmanto menjelaskan seluruh Napiter telah menempati Lapas yang dibagi menjadi 3 tempat.

"Tahanan dan Napi teroris dari Mako Brimob saat ini sudah dipindahkan ke tiga lapas di Nusakambangan, yaitu Lapas Pasir, Lapas Batu dan Lapas Besi," kata Ade Kusmanto yang dikutip dari ANTARA pada Jumat (11/05).

Baca juga: Alasan Napi Teroris di Mako Brimob Ngotot Dipertemukan Aman Abdurahman

2. Lapas Nusakambangan memang ditujukan untuk menahan napiter

Pemerintah Akui Sulit Ubah Napiter Agar Kembali Cinta NKRIANTARA FOTO/Idhad Zakaria

Menurut Ade, seluruh napiter yang berada di Mako Brimob tersebut sebelumnya memang sudah masuk dalam daftar untuk dipindahkan oleh pihak Ditjen Lapas Kemenkumham.

"Namun sebelum pelaksanaan pemindahan, mereka ternyata sudah berbuat kerusuhan di Mako Brimob," katanya lagi. 

3. Napiter berikan doktrin ajaran radikal kepada napi lain

Pemerintah Akui Sulit Ubah Napiter Agar Kembali Cinta NKRIANTARA FOTO/Idhad Zakaria

Ade menjelaskan seluruh napiter tidak hanya menempati Rutan Mako Brimob Depok, tetapi tersebar di 108 Lapas dan satu rutan. Totalnya ada 270 orang. 

"Ternyata selama di dalam lapas, mereka yang merupakan tokoh atau otak teroris selalu mempengaruhi beberapa napi umum untuk bergabung dengan kelompoknya atau mengendalikan, membuat permufakatan sesama napi teroris tanpa sepengetahuan petugas. Hal ini berbahaya karena bisa menyebarkan paham radikal," kata Ade. 

Oleh karena itu, pemerintah membangun lembaga pemasyarakatan khusus untuk napiter yang masuk dalam kategori berisiko tinggi di Nusakambangan guna mencegah penyebaran paham radikal di dalam Lapas.

"Ini biasanya berlaku untuk para tokohnya. Tapi ada juga yang sudah kembali ke NKRI, seperti Umar Patek di Lapas Porong Jatim. Sudah mau mengibarkan Bendera Merah Putih, serta aktif dalam pembinaan kepribadian dan kemandirian di dalam Lapas Porong," ungkapnya.

Baca juga: Fakta di Balik Insiden Mako Brimob, Tahanan Teroris Terbagi Dua Kubu

4. Pemerintah terus kerjasama dengan para stakeholder

Pemerintah Akui Sulit Ubah Napiter Agar Kembali Cinta NKRIANTARA FOTO/Idhad Zakaria

Untuk bisa membawa mereka kembali ke pemikiran mendukung NKRI, Badan Nasional Penanggulanan Terorisme (BNPT) bersama para stakeholder saling bekerja sama untuk membuat program deradikalisasi bagi para napiter. Tujuannya, untuk mengembalikan kembali ideologi NKRI mereka.

"Bagi yang masih garis keras, maka diadakan pendekatan terus bekerja sama dengan BNPT, alim ulama, tokoh agama, dan tokoh masyarakat dari mantan kelompok mereka," kata Ade. 

5. BNPT terus dorong Napiter untuk cinta NKRI melalui program deradikalisasi

Pemerintah Akui Sulit Ubah Napiter Agar Kembali Cinta NKRIIstimewa

Diakuinya, masih sangat sulit bagi pemerintah untuk bisa mengembalikan ideologi bagi para napiter. Sebab, mereka lebih cenderung menutup diri dan tidak mau menyatu dengan narapidana lainnya.

"Beribadah pun mereka tidak mau bergabung dengan orang lain yang bukan kelompoknya. Mereka menganggap orang lain (menyembah) thogut (sembahan selain Allah SWT), sehingga memberikan pembinaan kepada kelompok radikal tidak mudah, butuh waktu untuk melunakannya. Tidak bisa sehari atau sebulan. Ini butuh waktu bertahun-tahun. Sebab, hati dan pikiran mereka tertutup untuk kelompok lain," kata Ade menjelaskan. 

Ia menjelaskan pula bahwa lapas bekerja sama dengan BNPT dalam memberikan pembinaan bagi narapidana kasus terorisme.

"BNPT memegang kendali dalam pencegahan, pembinaan selama di dalam lapas serta pembimbingan setelah bebas. Ditjen PAS memfasilitasi BNPT, biasanya BNPT datang ke lapas beserta para ustaz mantan teroris yang sudah kembali ke NKRI," katanya.

Baca juga: Viral Video Polisi Suapi Napi Teroris Pasca Kericuhan Mako Brimob

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya