Menag Lukman Hakim Minta Rumah Ibadah Tak Digunakan Jadi Alat Kampanye

Menag Lukman berharap di tahun politik, situasi dalam negeri tetap adem

Jakarta, IDN Times - Tahun 2018 dan 2019 merupakan tahun politik bagi Indonesia. Pada Juni mendatang, publik akan mengikuti pesta demokrasi Pilkada yang dilakukan serentak di 17 provinsi, 115 kabupaten dan 39 kota. 

Sementara pada 2019 masyarakat akan mengikuti pemilihan anggota DPR (legislatif) dan Presiden. Nah, pemerintah melalui Kementerian Agama (Menag) meminta kepada seluruh lapisan masyarakat terutama para tokoh agama dan tokoh masyarakat agar bisa saling bekerja sama membangun pesta demokrasi yang aman dan damai tanpa adanya unsur Suku Ras dan Agama (SARA).

Gimana caranya? Berikut permintaan dari Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin: 

1. Rumah ibadah tidak digunakan sebagai tempat untuk berkampanye

Menag Lukman Hakim Minta Rumah Ibadah Tak Digunakan Jadi Alat KampanyeIDN Times/Akhmad Mustaqim

Menag Lukman meminta agar rumah ibadah tidak dijadikan tempat untuk berkampanye. Selain itu, Lukman juga mengajak para pengelola rumah ibadah untuk menghadirkan para penceramah agama yang tidak menyampaikan ceramah yang provokatif untuk memilih kandidat tertentu. 

Hal ini agar rumah ibadah terbebas dari politik praktis dan masyarakat bisa bebas memilih tanpa ada tekanan serta intimidasi. 

"Di Indonesia, banyak tokoh agama yang memiliki wawasan keagamaan mendalam dan moderat. Mereka perlu dihadirkan untuk memberikan pencerahan tentang moderasi agama," ujar Lukman seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Agama pada Kamis (19/4). 

Baca juga: Pendapat Menag Lukman soal 2 Pelajar SMP 'Ngebet' Nikah di Bantaeng

2. Isi ceramah harus bermuatan keagamaan

Menag Lukman Hakim Minta Rumah Ibadah Tak Digunakan Jadi Alat KampanyeIDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Menurut Menag, para tokoh agama di setiap rumah ibadah seharusnya bisa memberi muatan-muatan ceramah yang bersifat mengajak untuk saling toleransi dan menjaga rasa persatuan. Bukan malah saling membenci atau memfitnah satu sama lain.

"Jangan kita melakukan tindakan atas nama agama yang justru membangun tembok-tembok tebal sehingga kita satu sama lain saling tersekat," katanya lagi. 

3. Menag minta agar jelang tahun politik, susana bisa tetap damai dan kondusif

Menag Lukman Hakim Minta Rumah Ibadah Tak Digunakan Jadi Alat KampanyeIDN Times/Margith Juita Damanik

Untuk itu Lukman meminta kepada para kepala Kanwil Kemenag Provinsi di seluruh Indonesia untuk lebih proaktif dalam menjaga suasana agar tetap damai dan kondusif di tahun politik. 

"Setiap Kakanwil agar secara proaktif ikut mendorong menciptakan suasana damai dan rukun di tahun politik," ujar Lukman. 

Menteri Agama juga mengajak para Kakanwil untuk terus menyosialisasikan sembilan seruan tentang ceramah di rumah ibadah. Seruan tersebut adalah tentang ceramah agama di rumah ibadah yang tidak bermuatan politis, provokatif, diskriminatif, intimidatif, anarkis, berisi penghinaan dan penodaan agama lain.

"Tahun lalu saya sudah mengeluarkan sembilan seruan ceramah agama di rumah ibadah. Saya berharap seluruh Kepala Kanwil dan pengelola rumah ibadah juga bisa menyosialisasikan kembali seruan ini agar kerukunan dan kedamaian di Indonesia tetap terjaga dengan baik," kata dia. 

4. Ramai-ramai serukan anti politisasi di rumah ibadah

Menag Lukman Hakim Minta Rumah Ibadah Tak Digunakan Jadi Alat KampanyeIDN Times/Margith Juita Damanik

Forum Silaturahmi Takmir Masjid (FSTM) seluruh Jakarta sebelumnya sudah menolak segala bentuk politisasi yang ada di masjid dan meminta agar masjid dikembalikan lagi ke fungsi awal sebagai sarana ibadah dan tempat untuk menyampikan pesan suci agama. 

"Masjid seharusnya menjadi sarana untuk mempersatukan umat, bukan dijadikan tempat untuk memecah belah dan memperuncing perbedaan," kata Penasihat FSTM se-Jakarta KH Soleh Sofyan yang tertuang dalam keterangan tertulis. 

Baca juga: 5 Fakta Menag Lukman Hakim Saifuddin Yang Tidak Banyak Diketahui

 

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya