Relawan Ahok-Djarot Patungan untuk Kampanye, Berapa yang Terkumpul?
Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dana patungan untuk kampanye yang dilakukan oleh relawan pendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Syaiful Hidayat menembus angka Rp 28 miliar hingga Jumat (9/12). Dikutip dari situs ahokdjarot.id, sumbangan itu diberikan oleh warga secara langsung melalui booth di 6 pusat perbelanjaan serta Rumah Pemenangan Lembang.
Dana juga didapat dari patungan secara online di situs www.ahokdjarot.id. Sistem patungan ini mereka terapkan sebgai bentuk transaparansi dalam pengelolaan dana kampanye.
Untuk perbaikan Jakarta.
Riyan Prayoga/ANTARA FOTOSalah satu relawan yang menyumbangkan uangnya, Hengky, mengaku rela melakukan hal tersebut untuk perbaikan Jakarta. Melalui berbagai kebijakan Ahok, dia yakin Jakarta bisa berubah lebih baik. Sebaliknya, dia berpikir bahwa perbaikan di Jakarta harus segera dilakukan karena jika dibandingkan negara lain, ibu kota Jakarta jauh tertinggal.
Baca juga: Anies-Sandi Buka-bukaan Soal Dana Kampanye, Berapa Ya yang Sudah Dihabiskan?
Relawan sebut cara ini sebagai Kampanye Rakyat.
Hafidz Mubarak/ANTARA FOTOEditor’s picks
Oleh para relawan, cara penggalangan dana ini disebut ssebagai Kampanye Rakyat. Sejak dibuka pada tanggal 1 November 2016 lalu, jumlah donatur program ini lebih dari 4000 orang. Jumlah sumbangan perseorangan dibatasi mulai 10.000 rupiah hingga maksimal 75 juta rupiah. Adapun untuk organisasi berbadan hukum, nilai sumbangan maksimal 750 juta rupiah.
Ahok jelaskan penggunaan dana.
Muhammad Adimaja/ANTARA FOTODiberitakan MediaIndonesia.com, Ahok mengatakan bahwa dana yang didapatkan akan digunakan untuk operasional kampanye seperti pengadaan spanduk, poster dan materi promosi. Dia mengaku berterimakasih banyak kepada seluruh pendukung yang mau menyumbangkan uang mereka.
Untuk kurangi utang politik.
Hafidz Mubarak/ANTARA FOTOMenurut Ahok, sistem patungan relawan ini dilakukan untuk mengurangi adanya utang budi pada kelompok donatur tertentu saja. Dengan adanya mekanisme ini, dia mengaku lebih termotivasi untuk bekerja lebih baik. Sebab, penyumbang dana tidak berasal dari satu golongan saja melainkan warga dari berbagai lapisan masyarakat.
Baca juga: Punya Harta Rp 4 Triliun, Berapa Gaji Sandiaga Jika Jadi Wagub?
Topik:
Berita Terkini Lainnya
