[INFOGRAFIS] Penjelasan Mengapa Awal Puasa Bisa Berbeda
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pemerintah akhirnya menentukan awal puasa jatuh pada Sabtu (27/5), sama dengan ketetapan Muhammadiyah. Hal itu diputuskan dalam sidang Isbat hari ini Jumat (26/5). Salah satu dasar utama penentuan awal Ramadan adalah terbenamnya matahari dan munculnya bulan. Bulan dan hari baru baru dalam kalender Islam atau Hijriah berbeda dengan kalender umum. Jika dalam kalender umum hari baru dimulai saat matahari terbit, kalender Hijriah tidak demikian. Bulan baru sudah terhitung sejak matahari terbenam.
Dalam menentukan permulaan bulan baru juga ada beberapa cara. Pemerintah misalnya, mereka berpatokan pada Rukyatul Hilal atau pengamatan langsung terhadap pergerakan bulan. Artinya, saat matahari terbenam, bulan baru atau hilal harus memiliki tinggi setidaknya 2 derajat terhadap garis ufuk. Untuk memantau pergerakan hilal, pemerintah biasanya menggunakan teleskop yang tersebar di 84 titik di seluruh Indonesia.
Hal ini berbeda dengan Muhammadiyah. Pertimbangan utama mereka adalah sistem hisab atau perhitungan astronomis. Menggunakan sistem ini, Ramadan dan lebaran puluhan tahun lagi pun bisa ditentukan hari ini. Dengan metode tersebut, berapa derajat pun kemunculan hilal, asalkan sudah terlihat, maka Muhammadiyah akan menetapkannya sebagai bulan baru.
Editor’s picks
Baca juga: Meski Jadi Minoritas, 9 Astronom Wanita Ini Hasilkan Temuan Mengagumkan!
Baca juga: QuranIDproject: Dengar Al-Qur'an Langsung dari Artis Idola