Kesehatan Anak-anak Ini Terancam Karena Bertani Tembakau Sejak Muda, Tegakah Kamu?

Apa yang dipikirkan oleh perusahaan? Cuma profit

Organisasi Kemanusiaan, Human Rights Watch (HRW) mengungkapkan sebuah fakta mencengangkan tentang nasib anak-anak Indonesia. Kebanyakan dari mereka sudah bekerja di ladang tembakau sejak usia muda. Karena itu, kesehatan mereka terancam karena lingkungannya yang buruk.

Anak-anak ini berasal dan bertani di Jawa Timur.

Kesehatan Anak-anak Ini Terancam Karena Bertani Tembakau Sejak Muda, Tegakah Kamu?youtube.com/user/TomoNewsUS

Seperti hasil temuan Human Rights Watch yang dikutip dari The Guardian, lebih dari 1000 anak-anak bekerja sebagai petani tembakau di Jawa Timur. Apa yang mereka lakukan? Mulai dari menanam, mengairi, memberi pupuk sampai memanen pohon tembakau. Bukan berhenti sampai di situ, anak-anak tersebut juga melanjutkan proses pembuatan tembakau untuk dijadikan rokok. Anak-anak itu menggulung, memilih, sampai mengeringkan daun tembakau.

Dengan kegiatan yang banyak tersebut, mereka mendapatkan 'gaji' sebesar 15.000 rupiah per hari setelah bekerja tujuh jam. Namun, ini bisa dikatakan kegiatan ini ilegal karena mereka semua ada di bawah usia 15. Bukan hanya di Jawa Timur, beberapa lokasi pertanian di Lombok pun menjadi salah satu 'penyumbang' petani tembakau di bawah umur. Indonesia diketahui memiliki lebih dari 500.000 tanah pertanian tembakau.

Mereka bekerja untuk membantu orang tua.

Kesehatan Anak-anak Ini Terancam Karena Bertani Tembakau Sejak Muda, Tegakah Kamu?voanews.com

Alasan mereka sederhana, dan juga mulia, membantu orang tuanya. Menjadi bagian dari tulang punggung keluarga, tanpa berpikiran efek samping dari pekerjaan mereka. Bukan rahasia lagi jika para petani tembakau pun hidup dalam kemiskinan. Makanya tak heran anak-anak pun diperbantukan di sektor ini demi uang tambahan.

Harga tembakau yang dimainkan oleh para pengembang pun membuat para petani tidak meraih hasil maksimal. Ya, tidak sebesar para perusahaan atau pabrik rokok yang mempekerjakan mereka. Ironisnya, rakyat miskin masih mengalokasikan 19 persen dari dana sehari-hari untuk rokok, yang pada akhirnya pun menyengsarakan mereka dalam kesehatan.

Baca Juga: Karena Rokok, Tubuhmu Jadi Rusak Seperti Ini

Kesehatan para petani muda ini sedang terancam.

Kesehatan Anak-anak Ini Terancam Karena Bertani Tembakau Sejak Muda, Tegakah Kamu?dunyanews.tv

Bukan hanya para petani dewasa yang mengonsumsi rokok, tapi juga para anak-anak yang dikhawatirkan HRW akan mengalami penyakit yang lebih parah. HRW tidak salah, para anak-anak itu pun mengidap banyak penyakit akibat pekerjaan mereka. Mereka terekspos bahan-bahan kimia yang belum seharusnya mereka rasakan. Nikotin, pestisida beracun, terpaan matahari, bahkan terkena racun dari daun-daun tembakau yang mereka panen dengan tangan terbuka.

Perlindungan atas tubuh mereka pun lemah. Tanpa masker dan tanpa sarung tangan khusus yang paling tidak bisa melindungi. Anak-anak mulai mengeluhkan pusing, sakit kepala, mual, bahkan muntah-muntah. Efek samping dari nikotin yang menempel pada kulit saat membawa tembakau, menurut HRW dapat berakibat secara fisik dan akan menimbulkan masalah pada otak mereka.

Bukan hanya nikotin, tapi kontak dengan pestisida dan bahan-bahan kimia lainnya yang digunakan untuk pohon tembakau. Pengakuan salah satu anak, orangtuanya tidak memberikan penanganan lebih lanjut atas apa yang mereka alami.

Tidak ada pula kepedulian dari pihak pabrik untuk membawa mereka ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Orangtua yang miskin pun pasrah dengan kondisi anaknya, tapi tetap memaksakan keadaan sang anak untuk bertani.

Kegagalan para produsen tembakau, atau ketidakpedulian mereka?

Kesehatan Anak-anak Ini Terancam Karena Bertani Tembakau Sejak Muda, Tegakah Kamu?mirror.co.uk

HRW mengatakan bahwa perusahaan rokok gagal dalam mengawasi proses produksi mereka. Mereka kecolongan dengan ditemukannya anak-anak yang tidak seharusnya bekerja untuk mereka. Kepala Riset WRH Margaret Wurth mengatakan bahwa harusnya perusahaan tahu asal usul bahan tembakau mereka.

Namun, melihat kondisi anak-anak bekerja secara sukarela dan orangtua yang pasrah pun menurut Margaret menandakan perusahaan sebenarnya tidak peduli. Perusahaan tidak berpikir dua kali tentang apa yang ada di balik produksi mereka. Apa yang mereka pikirkan? Profit.

Eksportir terbesar kelima di dunia.

Kesehatan Anak-anak Ini Terancam Karena Bertani Tembakau Sejak Muda, Tegakah Kamu?hrw.org

Perusahaan-perusahaan tembakau menjadikan Indonesia sebagai produsen tembakau (rokok) terbesar kelima di dunia. Pasar dalam dan luar negeri pun sudah menjadi 'jajahan' mereka. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) RI, per 2014, lebih dari 17000 ton tembakau di ekspor ke lebih dari 12 negara.

Jumlah besar tersebut juga sebanding dengan hampir 200 juta dolar Amerika atau sekitar 2,7 triliun rupiah. Penghasilan besar ini membuat pasar tembakau jadi 'lahan emas' terbuka bagi produsennya. Tak heran Indonesia tak bisa menghentikan para perokok, terlebih menghentikan eksploitasi anak di bawah umur untuk bekerja.

Masalah eksploitasi anak memang bukan cerita lama di Indonesia. Namun, perkembangannya pun melibatkan banyak masalah, antara lain meningkatkannya produksi dan perokok di Indonesia serta kemiskinan.

Baca Juga: Terungkap! Shisha vs. Rokok: Mana yang Lebih Berbahaya?

Topik:

Berita Terkini Lainnya