Kisah 2 Nelayan Asal Indonesia yang Lolos dari Perbudakan Kapal di Hawaii!

Mereka disiksa...

Pada 2009, Abdul Fatah and Sorihin, nelayan asal Indonesia dijanjikan pekerjaan yang layak di Hawaii. Abdul dan Sorihin pun menuju Amerika dengan penuh kebahagiaan untuk gaji yang lebih baik meski tetap jadi nelayan. Mereka dijanjikan gaji 350 Dollar Amerika atau setara 4,5 juta rupiah per bulan.

Akan tetapi, gaji besar itu tak hanya hanya kedok untuk menjadikan keduanya sebagai 'babu' di kapal Sea Queen II. Dalam sebuah informasi yang diperoleh Fox news dari AP, pemilik kapal adalah pria bernama Thoai Nguyen. Thoai sendiri merupakan kapten Sea Queen II yang merupakan kapal yang berasal dari Honolulu, Hawaii. Kapal Sea Queen II diperuntukan untuk menangkap ikan tuna dan ikan todak.

Thoai dan tiga keponakannya menyiksa Abdul dan Sorihin yang harus bekerja 20 jam per hari tanpa istirahat makan siang. Ya, keduanya tertipu dan terjerat dalam perbudakan kapal.

Abdul dan Sorihin juga tidak dipedulikan oleh kapten kapal.

Kisah 2 Nelayan Asal Indonesia yang Lolos dari Perbudakan Kapal di Hawaii!skyhdwallpaper.com

Suatu hari, pundak Sorihin retak usai kabel mesin derek kapal menghantam badannya. Karena hal tersebut, Sorihin justru hanya diberi waktu istirahat dua jam. Selain itu, seekor ikan todak pun melukai wajah Sorihin ketika ditarik dari perairan.

Selain itu, kapten pun melakukan tindak kekerasan verbal dan tidak memberikan perlengkapan yang lengkap bagi keduanya. Selain itu, keduanya juga tidak mendapat asuransi kesehatan dari pemilik kapal seperti yang dijanjikan. Menurut Sorihin nyawanya tidak akan bertahan lama di kapal tersebut.

Mereka bekerja dari 20 jam dan makan satu kali sehari. Mereka hanya mendapat satu jam waktu untuk istirahat. Setelah itu, mereka pun berlayar dan menangkap ikan lagi. Setelah itu, keponakan kapten pun bergabung dalam pelayaran mereka.

Kisah 2 Nelayan Asal Indonesia yang Lolos dari Perbudakan Kapal di Hawaii!Eric Risberg/AP via foxnews.com

Tiga keponakan itu juga tidak jauh beda. Salah satunya biasa menendang kepala Abdul untuk membangunkannya. Mereka tidak pernah merasa aman ketika bekerja di kapal. Mereka pun sempat meminta untuk berhenti. Namun, kapten kapal mengatakan kalau mereka harus mengganti rugi 6.000 Dollar Amerika atau setara 78,7 juta rupiah untuk biaya perekrutan keduanya.

Baca Juga: 7 Wisata Ekstrim yang Harus Kamu Coba Minimal Sekali Seumur Hidup

Atas hal ini, usai ketidaknyamanan dan ketakutan ini, akhirnya keduanya putuskan untuk kabur.

Akhirnya Abdul dan Sorihin berhasil kabur.

Kisah 2 Nelayan Asal Indonesia yang Lolos dari Perbudakan Kapal di Hawaii!youtube.com -ilustrasi

Pada suatu malam, ketika mereka sedang beristirahat dan menepikan kapal di San Fransisko, Amerika Serikat, Abdul dan Sorihin pun putuskan untuk kabur. Satu tahun bekerja di sana, mereka tidak tahan, pada 2010 pun mereka kabur. Mereka berhasil mengambil paspor yang ditahan oleh kapten kapal. Saat itu juga, Abdul dan Sorihin kabur dari kapal untuk selama-lamanya.

Seperti dilansir dari The Jakarta Post, 2016 ini, mereka akhirnya mengumpulkan bukti yang cukup untuk melayangkan tuntutan terhadap kapten dan pemilik kapal Sea Queen II. Mereka saat ini telah dibantu oleh pengacara imigrasi yang berhasil mereka temui dari kelompok sosial di San Fransisko.

Saat ini, mereka bekerja sebagai toko minuman alkohol. Selain itu, Sorihin juga bekerja sebagai supir bayaran. Sementara Abdul pun bekerja di toko baju. Mereka tidak pernah lagi mendekat atau mengingat masa lalu kelam itu.

Tuntutan keduanya adalah dalam bentuk ganti rugi terhadap hutang gaji dan segala fasilitas yang dijanjikan. Selain itu, keduanya juga dianggap telah 'dirusak' dengan tekanan mental dan kekerasan fisik pada Abdul dan Sorihin.

Baca Juga: Nelayan Ini Ternyata Menyimpan 100 Juta Dolar Amerika di Bawah Tempat Tidurnya

Topik:

Berita Terkini Lainnya