Indonesia Dapat Bantuan Dana untuk Restorasi Gambut, Seberapa Besar?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kebakaran lahan gambut di pulau Sumatera dan Kalimantan memang menimbulkan sejumlah kerugian bagi negara. Usai terbakar selama 2016 ini, lahan gambut sekarang coba direstorasi terutama di kawasan Sumatera Selatan, Kepulauan Riau dan provinsi Sumatera lainnya.
Untuk melakukan restorasi tersebut, dana besar tentunya dibutuhkan. Ternyata pemerintah Indonesia dipastikan mendapat bantuan dana dari negara lain. Dikutip dari Tempo.co, hal tersebut dipastikan terjadi usai pada Rabu (19/10), Duta Besar Norwegia di Indonesia, Stig Traavik mengunjungi Palembang untuk memantau lokasi yang terbakar.
Kunjungan tersebut dilakukan bersama kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead. Stig Traavik menyebut kalau Sumatera Selatan memiliki lahan gambut yang sangat luas. Hal tersebut akhirnya membuat proses pemadaman akan sulit jika terbakar. Maka, Stig pun memberikan saran untuk langkah pencegahan terbakarnya lahan gambut.
Bantuan akan berjalan tiga tahun.
Nazir menjelaskan kalau Norwegia bukan hanya membantu dari dana, tapi juga membentuk peta lahan gambut yang rawan jadi titik api. Proyek ini akan dibantu sepenuhnya oleh Norwegia yang mencapai 15 juta Dollar Amerika atau setara 195 juta rupiah. Sementara gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin pun mengakui bahwa provinsi tidka akan mampu merestorasi lahan gambut sendiri.
Nazir yakin dengan sumbangan dana dan energi ini, 2,4 juta hektar lahan gambut ini dapat dselamatkan dalam tiga tahun ke depan. Secara keseluruhan, Norwegia, Amerika Serikat, Jepang, Jerman serta Inggris akan memberikan dana 125 juta Dollar Amerika atau setara 1,6 triliun rupiah, teknologi dan mengirimkan para ahli untuk menyelesaikan masalah kebakaran lahan gambut dan restorasinya.
Bukan hanya negara yang bersedia ikut mendonor bagi restorasi ekosistem ini. Maka dari itu, Nazir menyebut kalau sumber pembiayaan ini terbagi dalam empat kategori.
Editor’s picks
Baca Juga: Gempa Bumi, Bencana yang Selalu Mendatangkan Korban Besar
Dari negara sampai IKEA siap bantu Indonesia.
Seperti dalam pemberitaan Bisnis.com, kategori pertama adalah lembaga donor swasta yang akan mendanai pengawasan dan peningkatan kapasitas ekologis dalam kawasan bernilai konservasi tinggi. Lembaga yang masuk daftar ini adalah taipan George Soros, Hewlett Foundation, IKEA Foundation, Packard Foundation dan Climateand Land Use Alliance (CLUA).
Kategori berikutnya adalah investor swasta yang mencari peluang investasi melalui percontohan pendanaan investasi karbon, antara lain Packard Foundation, MacArthur Foundation, Goldman Sachs, Tom Steyer dan Good Energies Foundation. Ketiga adalah hibah bilateral. Nazir menyebut kalau kategori inilah yang sedang digarap oleh Norwegia.
Terakhir, jaminan pinjaman untuk mengurangi risiko investasi. Kategori ini dijajaki oleh Pemerintah Amerika Serikat melalui United States Agency for International Development (USAID) dan Overseas Private Investment Corporation (OPIC).
Untuk restorasi ekosistem lahan gambut ini, BRG membutuhkan dana paling sedikit 14,7 triliun rupiah yang akan dilakukan selama 2016-2019. Tujuan dari bantuan dana dari luar negeri adalah agar setiap tahun tidak terlalu membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Baca Juga: Ini 10 Bencana Alam Terparah yang Terjadi Sepanjang Tahun 2015