Berkaca dari Kebakaran Lapas Banceuy, Apakah Sistem Penjara Indonesia Lembek?

Perlukah perbaikan di sektor keamanan?

Dalam satu bulan terakhir, keamanan penjara Indonesia sedang dalam level terendah. Mulai dari kerusuhan sampai dibakarnya lapas. Mulai dari kerusuhan di Penjara Kerobokan, Bali pada 22 April, Kerusuhan Rutan Malabero di Bengkulu, 25 Maret silam, serta Kerusuhan di Lapas Kuala Simpang Aceh di awal April.

Kejadian terbaru adalah terbakarnya Lapas Bancuey, Bandung, tepatnya Sabtu (23/4) kemarin. Hal ini membuat banyak pihak bertanya, apa yang salah dan apa yang terjadi di dalam lapas serta penjara Indonesia?

Jumlah penghuni dan kapasitas yang tidak seimbang.

Berkaca dari Kebakaran Lapas Banceuy, Apakah Sistem Penjara Indonesia Lembek?Sumber Gambar: beritaindonesiapost.com

Data yang dihimpun oleh smslap.ditjenpas.go.id, sampai 25 April perbandingan kapasitas dengan jumlah penghuni lapas sudah tidak seimbang. Dari 33 dari provinsi di Indonesia, 26 di antaranya terdapat lapas yang melebihi kapasitas.

Berkaca dari Kebakaran Lapas Banceuy, Apakah Sistem Penjara Indonesia Lembek?Sumber Gambar: photo.sindonews.com

Jumlah yang tidak imbang antara penghuni dengan kapasitas yang dimiliki bisa jadi salah satu masalah. Para narapidana yang terus bertambah juga membuktikan seberapa tinggi tingkat kriminalitas di Indonesia.

Bobroknya "orang-orang dalam" lapas.

Berkaca dari Kebakaran Lapas Banceuy, Apakah Sistem Penjara Indonesia Lembek?Sumber Gambar: kaki-kata.blogspot.com

Selayaknya bukan rahasia umum ketika sejumlah lapas terlalu 'terbuka' untuk pada narapidana yang berduit. Sederhana saja, peredaran narkoba yang masih terjadi dalam penjara yang seharusnya bersih dari barang-barang haram itu. Atau, paling mencengangkan adalah lapas yang 'mewah' bagi mereka-mereka yang berduit.

Korupnya internal penjara.

Berkaca dari Kebakaran Lapas Banceuy, Apakah Sistem Penjara Indonesia Lembek?Sumber Gambar: voaindonesia.com

Bukan hanya dari para narapidananya, tapi bagaimana management penjara? Tidak heran ketika penjara mewah itu dikatakan sebagai hasil dari management yang korupsi.

Narkoba merajalela.

Berkaca dari Kebakaran Lapas Banceuy, Apakah Sistem Penjara Indonesia Lembek?Sumber Gambar: sumutpos.co

Seperti dikutip dari tempo.co, menurut Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia I Wayan Dusak 50 persen narapidana di Indonesia terjerat kasus narkotika. Bahkan di DKI Jakarta jumlah penghuni lapas hampir 17.000 orang, terdapat 11.000 narapidana terkait kasus narkoba.

Baca Juga: Biadab, Wanita Transgender Ini Diperkosa 2.000 Kali di Penjara Pria!

Jumlah petugas yang kurang atau terlalu semena-mena?

Berkaca dari Kebakaran Lapas Banceuy, Apakah Sistem Penjara Indonesia Lembek?Sumber Gambar: fokusjabar.com

Contoh kasus terbaru di lapas Banceuy, Bandung, isu yang berhembus adalah diakibatkan oleh kekesalan para napi terhadap adanya teman mereka, Undang Kosim (54) yang mengalami kekerasan oleh petugas. Hal tersebut membuat Undang gantung diri, meskipun dirinya akan keluar Selasa (26/4) mendatang.

Berkaca dari Kebakaran Lapas Banceuy, Apakah Sistem Penjara Indonesia Lembek?Sumber Gambar: surabayanews.co.id

Emosi yang berkecamuk dalam diri para penghuni membuat mereka membakar lapas. Namun, keinginan itu juga disokong dengan lemahnya petugas yang memeriksa keluar masuknya barang-barang di lapas. Bagaimana bisa barang yang bisa menimbulkan api masuk ke dalam penjara?

Berkaca dari Kebakaran Lapas Banceuy, Apakah Sistem Penjara Indonesia Lembek?Sumber Gambar: lapaspurwakarta.com

Kemudian, berbicara tentang para petugas yang semena-mena. Dengan embel-embel inspeksi dadakan oleh petugas lapas, sejumlah narapidana juga menjadi korban kekerasan. Bagaimana petugas 'Lembaga Pemasyarakatan' tidak menggambarkan perilaku masyarakat yang beradab?

Tidak bisa dipungkiri, sistem lapas Indonesia perlu pembenahan.

Berkaca dari Kebakaran Lapas Banceuy, Apakah Sistem Penjara Indonesia Lembek?Sumber Gambar: foto.metrotvnews.com

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly pun berang dengan tindakan itu. Dirinya mengeluhkan berapa biaya yang diperlukan lagi untuk membangun ulang lapas. Masalah lain yang perlu dibenahi adalah remisi yang tidak didapat oleh mereka yang melakukan tindakan kriminal selain korupsi.

I Wayan Dusak sendiri mengatakan yang terpenting di Indonesia adalah dibutuhkannya kerja keras dari pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk memberantas tindak kriminal.

Baca Juga: Penjara Pengedar Narkoba Akan Diamankan Oleh Buaya, Piranha dan Harimau

Topik:

Berita Terkini Lainnya