Ini Nih yang Bikin Industri Kreatif Indonesia Nggak Maju-Maju

Pantesan aja...

Kamu tahu nggak sih baru-baru ini ada kasus seputar bisnis ojek online yang sedang hits di beberapa kota besar di Indonesia? Walaupun ide kreatifnya sangat luar biasa dan bisa menyerap banyak tenaga kerja, ternyata bisnis ini tidak selamanya mulus. Sebabnya sih, karena ada beberapa oknum yang mencari keuntungan pribadi dengan cara yang salah.

Jadi ceritanya, ada aja pengojek melakukan pemalsuan akun untuk meningkatkan jumlah penumpangnya. Pengojek ini membuat akun palsu seolah-olah menjadi seorang penumpang. Misalnya yang asli kayak gambar di bawah ini:

Ini Nih yang Bikin Industri Kreatif Indonesia Nggak Maju-MajuSumber Gambar: ingchan.net

Nah para pengojek yang nakal akan membuat akun baru dan mengomentari dirinya sendiri. Ini karena, semakin banyak komentar dan review positif dari penumpang maka pengojek ini akan semakin laris. Tapi gimana dong kalau reviewnya palsu? Hiiii.. Denger satu kasus kayak gini, tentu bikin para pengguna jadi paranoid dan tingkat kepercayaan kepada ribuan pengojek lainnya ikut menurun. Bawaannya, jadi curiga melulu.

Hal kayak gini, tentunya menambah kerepotan perusahaan pengojek. Selain mesti sibuk memulihkan kepercayaan pengunjung, perusahaan juga terpaksa mengusut kasus-kasus seperti ini. Perusahaan juga mesti melakukan upaya ekstra dalam mencocokan jumlah pelanggan dengan pendapatan harian untuk memastikan penumpang real atau tidak. Nah, kalau kayak gini, apa nggak memperlambat laju percepatan pertumbuhan perusahaan?

Kasus sejenis ini tidak hanya terjadi pada ojek berbasis aplikasi lho ternyata. Ada banyak contoh kasus yang terjadi di industri e-commerce. Buat kamu yang belum tahu, E-commerce adalah pasar online, alias tempat terjadinya proses transaksi jual beli barang dan jasa melalui situs online. Seiring bertumbuhnya kekuatan sosial media, nggak jarang dijumpai ada oknum yang melakukan penipuan untuk meningkatkan nama baik perusahaannya maupun menjatuhkan perusahaan pesaing melalui internet.

Masih ingat kasus beli iphone dapat sabun?

Ini Nih yang Bikin Industri Kreatif Indonesia Nggak Maju-MajuSumber Gambar: techno.okezone.com

Seorang customer bernama Danis Darusman melaporkan keluhannya. Setelah diselidiki ternyata Danis tergabung dalam perusahaan e-commerce pesaing. Apakah ini bentuk persaingan atau benar-benar kesalahan penjual, yang jelas kasus seperti ini telah sukses menurunkan kepercayaan publik terhadap e-commerce yang terseret. Akibatnya, ribuan penjual yang tergabung dalam e-commerce itupun menuai rasa tidak percaya dari masyarakat, slowing down the business.

Tidak sampai disana saja. Ada lagi kasus yang melanda industri kreatif di Indonesia. Ada yang tau marketplace yang mempertemukan freelancer dengan para penyedia proyek freelance? Situs ini mirip dengan Jo****B atau Jo******t. Bedanya, kalau J****B dan J*******t kebanyakan menampilkan lowongan pekerjaan tetap, kalau situs-situs ini hanya menyediakan proyek lepasan.

Ini Nih yang Bikin Industri Kreatif Indonesia Nggak Maju-MajuSumber Gambar: thenypost.wordpress.com

Yang jadi persoalan adalah para freelancer nakal yang punya aneka ulah. Bisa jadi mereka menjatuhkan harga pasaran. Misalnya, pekerjaan freelance sebagai fotografer. Harga jasa yang ditawarkan untuk foto pre-wedding berkisar dua juta rupiah. Namun, ada freelancer dengan kemampuan minim menawarkan harga 50% lebih murah. Hal ini akan merusak harga jasa fotografer di situs itu pada khususnya, ataupun para fotografer yang memasarkan jasanya secara offline. Nggak cuma di situ sih ulah para freelancer nakal ini, ada juga yang memalsukan portfolio, ataupun memberikan hasil kerja yang tidak profesional. Gara-gara mereka ini nih, jutaan freelancer lainnya jadi kena imbas cap tidak profesional, atau "bisa dibayar murah". Sedih kan?

Ini Nih yang Bikin Industri Kreatif Indonesia Nggak Maju-MajuSumber Gambar: mentoringbisnis.com

Ada lagi nih, kenakalan yang menghambat laju pertumbuhan industri kreatif. Buat kamu yang sering backpacker-an pasti bergantung banget sama reviewers yang mengulas tempat wisata tujuanmu. Kalau banyak komentar positif, pasti kamu makin tertarik untuk mengunjunginya. Atau mungkin, kamu hobi kuliner dan perlu review dari situs yang khusus menyediakan review kuliner? Tentunya kalau banyak yang bilang resto A/B/C enak, kamu jadi tertarik untuk membelinya kan? 

Masalahnya....lagi-lagi benarkah itu reviewer asli, atau pegawai tempat wisata dan restoran itu sendiri yang menggunakan akun lain seolah-olah menjadi seorang pengunjung?

Ini Nih yang Bikin Industri Kreatif Indonesia Nggak Maju-MajuSumber Gambar: www.keymultimedia.co.uk

Gambar di atas mungkin satu dari beberapa reviewers asli. Tapi tentunya, keberadaan para reviewer aspal sudah menurunkan kredibilitas situs-situs review ini sendiri, yang lagi-lagi, ujung-ujungnya merugikan para pemilik bisnis yang memasarkan produk dengan ketulusan dan kejujuran di situs-situs ini. 

Nggak cuma sampai di situ, ada lagi nih nakalnya orang-orang di tengah majunya teknologi masa kini, yaitu membeli followers di media sosial. Beberapa pengusaha nakal mengambil jalan instan untuk mengangkat kesuksesan bisnis yang sedang dijalaninya. Padahal, hal yang mereka lakukan ini bisa merugikan perusahaan itu sendiri dalam jangka panjang lho.

Ini Nih yang Bikin Industri Kreatif Indonesia Nggak Maju-MajuSumber Gambar: www.instagram24.com

Kamu menemukan hal-hal lain yang bikin industri kreatif Indonesia nggak maju-maju? Share opini dan ceritamu di kolom komentar dong!

Topik:

Berita Terkini Lainnya