Lawan Islamophobia, Presiden Austria Imbau Semua Wanita Berjilbab

Menuai banyak penolakan

Berbeda dengan sikap beberapa negara Eropa lainnya, Austria memiliki cara tersendiri melawan Islamofobia atau ketakutan yang berlebihan terhadap umat Islam. Presiden Austria Alexander Van Der Bellen mengimbau wanita Austria non-muslim mengenakan jilbab sebagai solidaritas dengan saudari muslimah. Hal tersebut disampaikan dalam sejumlah pertemuan, termasuk dengan para siswa pada Senin lalu.

Seperti dilansir dari Breitbart.com, Van der Bellen merasa prihatin terhadap meluasnya ketakutan terhadap Islam atau Islamofobia di Austria. “Jika masalah ini terus berlanjut, suatu saat kita perlu meminta seluruh perempuan untuk mengenakan jilbab, sebagai solidaritas bagi mereka yang mengenakannya,” kata Van der Bellen.

Menuai penolakan.

Lawan Islamophobia, Presiden Austria Imbau Semua Wanita BerjilbabTempo.coDilansir dari Russia Today, pernyataan Van der Bellen menuai pro-kontra di dunia maya. Sejumlah netizen menolak saran Bellen. Salah satu netizen menyatakan kekecewaannya ke akun media sosial Twitter.

"Untuk presiden Austria, jawabannya adalah tidak. Tidak ada wanita yang harus memakai jilbab jika tak mau. Kebebasan memilih adalah hak setiap orang sejak lahir," ujar salah satu netizen.

Beberapa politikus juga terang-terangan menolak usulan Van der Bellen. Bulan lalu, beberapa pejabat pemerintah memprotes keras rekomendasi Komunitas Agama Islam di Austria yang menyarankan wanita mengenakan jilbab sejak awal pubertas.

Mereka ramai-ramai menolak rekomendasi tersebut. Sebab, beberapa bulan sebelumnya, pemerintah Austria justru berencana akan melarang wanita mengenakan jilbab di ruang publik. Hal ini akan mendorong aksi demonstrasi di ibukota Wina. Seperti diketahui sebelumnya, pakaian muslim telah menjadi perdebatan panjang di Eropa. Pengadilan Tinggi Eropa kemudian memutuskan perusahaan dapat melarang pakaian yang memiliki simbol keagamaan di tempat kerja.

Baca juga: Ketika Dunia Lebih Cepat Menghakimi: ISIS Bukan Islam!

Presiden Erdogan menyarankan solidaritas negara muslim.

Lawan Islamophobia, Presiden Austria Imbau Semua Wanita BerjilbabHurriyetdailynews.comPresiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, juga berada di kelompok barisan depan yang prihatin dengan Islamofobia di dunia. Dalam pernyataannya yang disampaikan saat pertemuan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Istanbul, Erdogan mengatakan satu-satunya cara untuk mengatasi krisis di dunia Islam adalah dengan adanya persatuan, solidaritas dan aliansi. 

"Kami ingin teman-teman kita di Barat untuk melihat bahwa Islamophobia telah menjadi masalah serius," katanya, seperti dilansir hurriyetdailynews.com.

Islamofobia terus meningkat di negara-negara Eropa.

Lawan Islamophobia, Presiden Austria Imbau Semua Wanita BerjilbabEldiario.esBerdasarkan survei yang dilakukan oleh Pew Research Center, hubungan antara kaum muslim dengan kelompok mayoritas di negara-negara Eropa semakin memburuk. Sentimen negatif warga Eropa terhadap muslim sangat melonjak sepanjang tahun 2016.
Di Inggris, prosentase islamophobia di kalangan penduduk meningkat sampai 28 persen. Di Spanyol dan Italia, prosentase masing-masing adalah 50 persen dan 69 persen. Sedangkan di Yunani, presentasinya 65 persen. Hungaria tertinggi dengan angka 72 persen. Polandia, Perancis, Jerman, Belanda, dan Swedia menyusul dengan laporan peningkatan yang juga terbilang tinggi.

Salah satu penyebab utama meningkatnya Islamophobia ialah gelombang pengungsi Timur Tengah dan serangkaian teror bom. Hasil riset itu diperoleh dari penelitian ratusan responden dari 10 negara. 


Baca juga: Surat Untuk Para Teroris, dari Seorang Muslim yang Mengharapkan Kedamaian

Topik:

Berita Terkini Lainnya