Hampir Tiga Pekan Dirawat, Bagaimana Kabar Novel Baswedan?

Novel sudah bisa membaca huruf kecil.

Sejak dirawat secara intensif di Singapore National Eye Centre (SNEC), perkembangan mata penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan terus menunjukkan perkembangan.  Juru bicara KPK Febri Diansyah menyatakan mata kanan penyidik KPK Novel Baswedan sudah mulai ada perkembangan untuk jaringan kornea.
 
Hal itu terlihat dari empat jenis analisa terhadap mata Novel. Di antaranya analisa langsung dua bola mata secara manual, tes kondisi mata dengan indikator warna melalui pemberian cairan kimia, pemberian eye drop, dan pengecekan tekanan mata.

"Kami mendapat informasi di mata kanan sudah mulai ada pertumbuhan jaringan kornea untuk samping kiri dan samping kanan. Itu artinya cukup bagus menurut dokter," kata Febri Diansyah, seperti dikutip dari Tempo.co.

Novel Sudah bisa membaca huruf kecil.

 Hampir Tiga Pekan Dirawat, Bagaimana Kabar Novel Baswedan?Okezone.com

Dilansir dari Kompas.com, pemulihan conjungtiva putih sudah menyentuh kornea. Kemampuan penglihatan mata kanan Novel untuk membaca berada di level 6/7,5+2. Sementara, tekanan mata kanan sebesar 18 dalam rentang batas normal antara 6-21. Artinya, Novel telah mempu membaca huruf kecil dengan sangat baik. Novel, kata Febri, mengucapkan terima kasih kepada masyarakat di Indonesia yang memberikan dukungan dan perhatian.

Baca juga: Novel Baswedan Disiram Air Keras, Jokowi: Ini Tindakan Kriminal

Pertumbuhan selaput di mata kiri masih minim.

 Hampir Tiga Pekan Dirawat, Bagaimana Kabar Novel Baswedan?Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO

Mata kiri Novel memang mendapat siraman air keras lebih banyak dibanding mata kanan sehingga perkembangannya lebih lambat. Penglihatan mata kiri Novel untuk membaca sudah ada peningkatan dengan berada di level 6/18. Sedangkan, tekanan mata masih berada pada batas normal, sebesar 20 dari rentang batas normal antara 6-21. Akibatnya, pertumbuhan selaput di mata kiri masih sangat minim. "Ada garis putih yang muncul di selaput mata sebelah kiri (kalsium). Dilakukan pemberian obat tambahan untuk perbaikan ini," ujar Febri.

Novel berharap pelaku penyerangan dan otak atau pihak yang menyuruh penyerangan tersebut segera terungkap, supaya tak ada lagi korban berikutnya, baik dari unsur KPK maupun masyarakat yang fokus terhadap isi pemberatasan korupsi.

Selain perkembangan kesehatan mata Novel, Wakil Kepala Kepolisian RI Komisaris Jenderal Syafruddin mengatakan pengusutan kasus sepupu Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan itu juga mulai menunjukkan perkembangan. 

Sudah ada titik terang.

 Hampir Tiga Pekan Dirawat, Bagaimana Kabar Novel Baswedan?Kompas.com

Syafruddin mengklaim sudah ada titik terang kasus penyiraman air keras terhadap Novel. Namun, ia belum mau buka-bukaan terkait siapa pelaku atau otak penyiraman air keras tersebut. Alasannya, karena untuk menjaga kepentingan penyidikan. "Tidak bisa diungkapkan di sini. Kapolda Metro yang punya tugas itu. Nanti disebut titik terang, kabur pelakunya nanti," kata dia seperti dikutip Republika.co.id.


Polisi kantongi foto pelaku penyerangan.

 Hampir Tiga Pekan Dirawat, Bagaimana Kabar Novel Baswedan?

Tempo.coKapolda Metro Jaya  Irjen Mochamad Iriawan menyatakan sudah mengantongi foto dua orang yang diduga telah mengintai kediaman Novel di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Penyidik akan mencocokkan foto yang dimiliki Novel dengan keterangan saksi yang dianggap mengetahui ciri-ciri kedua pelaku tersebut. Keduanya mengendarai sepeda motor jenis matic. Polisi pun merahasiakan keterangan para saksi yang diduga mengetahui ciri-ciri pelaku.

Kapolda Metro Jaya sempat memarahi Novel.

 Hampir Tiga Pekan Dirawat, Bagaimana Kabar Novel Baswedan?Liputan6.comIriawan sempat memarahi Novel usai disiram air keras oleh dua orang misterius. Iriawan marah karena Novel tak mau dikawal anggota Polri. Novel justru meminta para pengawalnya pulang lantaran merasa seperti orang paranoid. Iriawan menjelaskan pengawalan polisi bersenjata sengaja diberikan untuk Novel yang sedang menangani kasus korupsi kakap.

"Waktu pertama kali telepon saya marah itu, kenapa saya sudah atensi untuk dikawal, (Novel) tidak mau dikawal," kata Iriawan seperti yang dikutip Liputan6.com. Kata dia, pengawalan yang diberikan sebelumnya sudah sesuai dengan Standard Operating Procedure.


Baca juga: LBH Jakarta: Polisi Lambat Temukan Pelaku Penyiraman Novel Baswedan

 

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya