[EKSKLUSIF] Sebelum Beraksi, Bomber Polrestabes Surabaya Pantau Mapolda Jatim
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Senin (14/5) pekan lalu Markas Kepolisian Resort Kota Besar (Mapolrestabes) digemparkan dengan ledakan bom yang dilakukan satu keluarga. Tepatnya sekitar pukul 08.50 WIB, dua sepeda motor yang masing-masing berboncengan meledak di depan gerbang pintu masuk Mapolrestabes Surabaya. Akibatnya empat bomber tewas di tempat, satu anak bomber inisial AA (8) selamat, serta sejumlah polisi dan pengunjung pun luka-luka.
Belakangan diketahui bahwa Tri Murtiono, sang kepala keluargalah yang menggawangi aksi ini. Bahkan, ia telah merencanakan aksi matang-matang. Setidaknya, hal itu dikatakan langsung oleh Direktur Intelkam Polda Jatim, Kombes Pol Teddy Setiadi.
1. Ketika acara istighosah akbar di Polda Jatim, Tri terlihat memantau lapangan Polda
Teddy mengungkapkan, Tri terlihat memantau acara istighosah akbar, Minggu (13/5) yang diadakan oleh Polda. Kedatangannya pun diawasi oleh para anggota kepolisian. "Dia nongkrong di sini (menunjukkan foto) duduk dipinggir jalan Frontage Road Ahmad Yani sekitar Kampus Universitas Bhayangkara. Lalu difoto anggota karena mencurigakan," ujarnya saat ditemui di ruang Kapolda Jatim, Senin (21/5).
2. Tri diduga melanjutkan pantauan ke Polrestabes Surabaya
Editor’s picks
Lebih lanjut, saat ditanya apakah Tri melanjutkan pergerakan ke Mapolrestabes Surabaya, Teddy menuturkan kemungkinan besar dia berjalan di sana. "Karena saya waktu terima foto ini sekitar pukul 11.30 WIB. Kemudian dia sudah pergi, ada kemungkinan ke sana (Polrestabes Surabaya)," kata Teddy.
Baca juga: Mulai Stabil, Anak Bomber Polrestabes Segera Diizinkan Pulang
3. Tri sudah merencanakan matang bersama Dita dan Anton
Selain itu, terkait kejadian bom beruntun di Surabaya dan Sidoarjo ini, Teddy membenarkan pelaku tiga keluarga ini berkaitan. Bahkan ketiganya saling kenal dan merencanakan matang teror tersebut. "Mereka melakukan pengajian tiap minggu rutin tapi berbeda. Yang jelas dia itu menonton film-film jihad. Komunikasinya saat berkumpul itu. Jadi disendirikan, istrinya suaminya nonton. Anaknya juga diajak menonton film jihad," pungkasnya.
Baca juga: Jenazah Bomber Polrestabes Tak Diakui Keluarganya