Empat Orang Tewas di GKI Diponegoro Termasuk Pelaku Pemboman
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Kepastian korban meninggal dunia akibat bom bunuh diri yang diledakkan di GKI Diponegoro Surabaya, Minggu (13/5) pukul 07.45 WIB telah dikonfirmasi oleh Ketua Umum Persekutuan Gereja Gereja Lembaga Lembaga Injili Indonesia (PGLI), Ronny Mandhang. Ia menyampaikan korban jiwa di GKI Diponegoro 4 orang.
"Iya benar ada empat terdiri dari security, pelaku itu yang mengajak dua orang anak. Saat ini korban luka di rumah sakit sudah mencapai 38 orang," ujarnya saat ditemui di sekitar kawasan GKI Diponegoro pada Minggu (13/5).
1. Ada 25 Gereja di Surabaya jadi target incaran teroris
Ia menuturkan pihaknya telah menerima informasi dari sumber dipercaya pukul 10.15 WIB bahwa ada 25 gereja di Surabaya yang jadi incaran.
"Ini peristiwa yang tidak kami duga. Surabaya sangat ramah data, berdasarkan informasi yang kami punya ada 25 lokasi yang diincar. (Pelaku teror di) Gereja Mawar Sharon dan Gereja KHY sudah ditangkap. Sebagai pimpinan saya menyatakan prihatin tapi tidak takut dengan terorisme," ujar Ronny.
Baca juga: [UPDATE] Bom Surabaya: 10 Meninggal, 41 Terluka
2. Dipastikan ada tiga yang sudah jadi sasaran ledakan bom
Editor’s picks
"Saya terus monitor benar-benar dan memahami siapa saja yang jadi korban. Mendesak kepolisian khususnya Kapolri, Jenderal (Pol) Tito Karnavian untuk menjaga ketat seluruh rumah ibadah," katanya.
3. Kebaktian dan seluruh aktivitas gereja diliburkan
Lebih lanjut, Ronny menyampaikan seluruh aktivitas gereja baik ibadah maupun kebaktian seluruhnya ditiadakan. Instruksi itu disampaikan pasca terjadi ledakan bom di tiga gereja di Surabaya. Ia pun mematuhi imbauan dari Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin.
"Kebaktian ada jam 10.00 dan 17.00 WIB. Semua dibatalkan hari ini, jangan pergi ke gereja dulu. Semua ditiadakan terlebih dahulu sampai waktu yang belum bisa ditentukan," kata dia.
Baca juga: Bom Goncang Tiga Gereja di Surabaya, Begini Kronologisnya