Melihat Perjuangan Petugas yang Bersihkan 'Pulau Sampah' di Sungai Ciliwung
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sungai Ciliwung adalah salah satu sungai terpenting yang melintasi kawasan ibukota. Dengan panjang aliran hampir 120 Kilometer, sungai ini melintasi tiga wilayah dari Bogor Kabupaten, Kota Bogor, Kota Depok, Jakarta hingga bermuara di Laut Jawa.
Di musim penghujan, aliran sungai Ciliwung yang besar kerap disebut sebagai dalang terjadinya banjir di wilayah Jakarta. Derasnya aliran sungai dari hulu di Kabupaten Bogor ditambah hujan di sekitar wilayah Jakarta dan Depok merendam pemukiman yang berada di sekitar bantaran sungai.
1. Banjir dan ribuan orang mengungsi
Pada Selasa (6/2) Sungai Ciliwung kembali meluap. Akibat luapan itu, sekira 140 RT dan 48 RW di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur terendam banjir. Lebih dari 6.532 orang mengungsi sementara ke tempat yang tidak terendam banjir.
Di Kampung Melayu, aliran sungai Ciliwung sempat meluap hingga menutup sebagian Jalan Jatinegara Barat. Akibatnya warga yang tinggal di sekitar aliran sungai terpaksa mengungsi ke pinggiran jalan. Akses jalan Jatinegara barat dari arah Kampung Melayu menuju Matraman pun sempat tertutup dan aliran listrik sempat dimatikan malam itu.
Baca juga: Hanya di Indonesia, Warung Pecel Lele Ini Bikin Takjub Netizen
2. Dari banjir jadi sampah yang membuat pulau
3. Sampah di Kampung Pulo dan Pintu Air Manggarai
IDN Times pun mencoba menelusuri aliran sungai Ciliwung dari Kampung Pulo, Pintu Air Manggarai hingga ke Pintu Air Karet. Di daerah Kampung Pulo sampah memang tidak begitu terlihat kentara. Hanya terlihat sejumlah pohon-pohon bambu yang tersangkut di antara tiang jembatan. Beberapa warga terlihat memilah sampah di sekitar bantaran sungai.
Begitu pula di daerah Pintu Air Manggarai. Beberapa petugas dari UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup tampak membersihkan sisa-sisa sampah di Pintu Air Manggarai. Tampak satu rumpun pohon bambu utuh sedang berusaha diangkat petugas menggunakan alat berat.
"Kalau di sini gak cepat diangkat bisa banjir, kalau tahun lalu sampahnya gak sebanyak sekarang, makanya kami di sini terus mantau kondisi Pintu Air," kata Rohmat.
Saat ditemui, terlihat beberapa petugas berjibaku membersihkan sampah yang tersangkut di dalam Pintu Air Manggarai. Rohmat bercerita kalau sampah sudah masuk ke dalam pintu air, maka mau tidak mau petugas harus nyemplung ke sungai yang cukup deras agar sampah bisa diangkut menggunakan backhoe.
Editor’s picks
Baca juga: Sampah Menggunung di Pintu Air Manggarai, Puluhan Truk Dioperasikan
"Kalau sampah sudah masuk pintu air, mau gak mau kita harus (mengangkatnya) manual. Itu tantangannya," kata dia.
Skenario terburuk, kalau sampah sudah tidak bisa diangkut, maka mereka terpaksa menghanyutkannya. Rohmat kemudian akan memberitahu petugas pintu air berikutnya untuk siap mengangkut. Pintu air berikutnya yakni pintu Air Karet.
"Jadi kalau kita lihat ini kondisinya gak mungkin diangkut, pintu air dibuka, nanti petugas di Pintu Air Karet yang ngangkut," katanya lagi.
4. Sampah di Pintu Air Karet datang seperti pulau
5. Dari emas hingga mayat
Melihat pekerjaanya yang begitu menantang adrenalin, Faqih bercerita berbagai macam benda pernah ditemui saat dia bertugas mengangkut sampah di Pintu Air Karet. Mulai dari hewan ternak sampai satu ruangan dapur rumah pernah diangkut oleh timnya.
"Macem-macem (yang diangkut) pernah ada kambing yang hanyut, dapur orang satu ruangan juga pernah, mayat juga pernah," kata Faqih.
Rekan Faqih, Avi juga menceritakan hal yang tak kalah menarik. Dia pernah bersama rekannya menemukan satu plastik emas seberat 70 gram.
"Ada kantong plastik putih yang hanyut, saya belum tahu kalau itu isinya emas. Tahunya pas ada ibu-ibu yang nanya. Coba kalau gak nanya, kan lumayan," kata Avi berkelakar.
Ada juga cerita lain soal keseruan timnya mengangkut sampah. Dia menceritakan tak jarang petugas juga menemukan buah-buahan utuh, rokok dan makanan ringan. Kalau itu yang didapat, petugas langsung ramai ramai saling berbagi memakan hasil 'tangkapan' itu.
"Kami juga pernah nemuin Rokok satu selop, masih utuh itu, chiki (makanan ringan), mie instan, buah-buahan. Kalau itu yang nyangkut, langsung kita sikat. Bodo amat deh mau dibilang jorok, hahaha," kata Avi ketika berbincang dengan IDN Times saat istirahat.