Pengamat: Produsen Hoax Mengincar Kekuasaan

Benarkah penebar hoax dekat dengan partai tertentu?

Jakarta, IDN Times - Hoax semakin marak menjelang Pilkada. Hal ini menjadi sorotan berbagai pengamat politik di Indonesia. Semua pihak pun memutar otak untuk menangkal hoax. Lalu bagaimana meredam hoax? 

1. Pemerintah diminta redam hoax sebelum menyebar

Pengamat: Produsen Hoax Mengincar KekuasaanIDN Times/Akhmad Mustaqim

Pengamat politik dari Centre for Strategic of International Studies (CSIS) J Kristiadi menilai perlu ada tindakan dari pemerintah agar hoax tidak merebak. Caranya pemerintah harus meredam hoax secara real time.

"Kongkretnya, kalau ada hoaks harus bisa diredam real time. klarifikasi, begini salah. ini sangat menguntungkan sekali. Saya kira negara bisa," ujar Kristiadi saat ditemui di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (14/3).

Baca juga: Polri: Hoax Bikin Masyarakat Terkotak-kotak

2. Masyarakat diminta tidak asal percaya informasi

Pengamat: Produsen Hoax Mengincar KekuasaanIDN Times/Akhmad Mustaqim

Kristiadi mengatakan masyarakat juga perlu aktif melawan hoax. Untuk itu mereka harus melek teknologi. Minimal, kata Kristiadi, masyarakat tidak asal percaya dengan informasi yang belum jelas kebenarannya.

"Jangka panjang melakukan kesadaran melek digital itu perlu sekali. Itu bukan hal sepele karena sekarang penegak hukum sadar betul. Ulama dan tokoh besar sudah berbicara seperti itu. Polisi dan tentara (juga sudah) kompak," lanjut Kristiadi.

3. Produsen hoax mengincar kekuasaan

Pengamat: Produsen Hoax Mengincar KekuasaanIDN Times/Akhmad Mustaqim

Kristiadi menduga hoax berasal dari golongan menengah yang menginginkan kekuasaan. Apalagi, menurut Kristiadi, para penebar hoax ini sangat dekat dengan partai tertentu.

"Semakin orang mau berkuasa, semakin rentan terhadap mempergunakan hoax untuk menyerang," ujar Kristiadi.

Baca juga: Angka Penyebaran Hoax Capai 800 Ribu Konten, di Pilkada Terus Meningkat

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya