5 Drama Politik di Awal 2018

Mirip drama Korea gak ya?

Jakarta, IDN Times - Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018, sejumlah partai mulai bermanuver untuk mendongkrak elektabilitas mereka. Mulai dari PDI Perjuangan yang merombak pasangan Gus Ipul-Risma, hingga Partai Demokrat yang mengklaim 'gacoannya' di Kalimantan Timur telah dikriminalisasi.

Berikut sejumlah 'drama' politik yang terjadi menjelang Pilkada 2018.

1. Demokrat dengan 'kriminalisasinya' 

5 Drama Politik di Awal 2018Antara Foto/Yulius Satria Wijaya

Jagoan Partai Demokrat di Provinsi Kalimantan Timur, yakni Syaharie Jaang, tersandung kasus dugaan tindak pidana pencucian uang. 

Jaang diperiksa Kepolisian seiring terbitnya Surat Keputusan (SK) Nomor 551.21/083/HK-KS/II/2016 tentang Penetapan Pengelola dan Struktur Tarif Parkir pada Area Parkir Pelabuhan Peti Kemas, Palaran, atas nama KSU PDIB.

Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menyebutkan sebelum Syaharie tersandung kasus dugaan tindak pidana pencucian uang, Syaharie pernah dipanggil partai tertentu. Hinca tak menyebut partai yang dimaksud. Ia hanya mengatakan saat itu Syaharie diminta untuk berpasangan dengan Kapolda Kalimantan Timur Irjen Safaruddin sebagai wakilnya.

"Bahwa pertama-tama saudara Syaharie Jaang dipanggil oleh parpol tertentu sampai delapan kali dan diminta agar wakilnya adalah Kapolda Kaltim Bapak Safaruddin, padahal wakilnya sudah ada," kata Hinca saat Emergency Meeting yang dihadiri Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Wisma Proklamasi 41, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu malam 3 Januari 2018. 

Baca juga: Demokrat Gelar Emergency Meeting, Semua Petinggi Demokrat Hadir

2. Gerindra ditolak Yenny Wahid  

5 Drama Politik di Awal 2018IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Lain Demokrat, lain pula Gerindra. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengusulkan Yenny Wahid sebagai kandidat Calon Gubernur Jawa Timur. Yenny digadang Partai Gerindra untuk bersaing dengan pasangan Gus Ipul-Khofifah.

Namun 'pinangan' Probowo ditolak. Yenny enggan memenuhi pinangan tersebut karena tak direstui oleh keluarga besar Gus Dur. "Kami tak boleh ikut masuk dalam kontestasi yang sedang berlangsung,” kata Yenny di kediaman Prabowo, Rabu (3/1).

Meski begitu Prabowo menghormati keputusan yang diambil wanita yang bernama lengkap Zanubah Ariffah Chafsoh Rahman Wahid ini. Prabowo berharap ke depannya Yenny masih tetap bisa berperan untuk bangsa Indonesia.

"Kami hormati keputusan keluarga Gus Dur, NU, dan kami yakin beliau akan terus berperan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Prabowo. 

3. Golkar cabut dukungan ke Ridwan Kamil 

5 Drama Politik di Awal 2018 ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Drama lain yang tak kalah seru datang dari Partai Golkar. Mereka bermanuver dengan mencabut dukungan terhadap Wali Kota Bandung Ridwan Kamil untuk maju dalam bursa pemilihan kepala daerah Jawa Barat. Padahal sebelumnya Golkar mendukung Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, untuk maju bersama Daniel Muttaqien.

"Dalam perkembangan yang ada, di sisi lain juga dinamika-dinamika terjadi, lalu sampai pada hari ini, belum ada satu penetapan dan kepastian dari Ridwan Kamil tentang bagaimana saudara Daniel Muttaqiem,” kata Sekjen Partai Golkar Idrus Marham di sela acara Munaslub Golkar, Senayan, Senin (18/12) lalu.

Idrus memastikan pencabutan dukungan kepada Ridwan Kamil tidak terkait dengan pergantian ketua umum Partai Golkar. "Jelas tidak. Pak Airlangga itu berkomitmen bahwa keputusan yang sudah diambil sebelumnya tetap akan lanjut dan akan dilaksanakan. Tidak ada yang berubah, kecuali ada hal-hal lain,” kata Idrus.

4. PDIP mengganti jagoan di Pilkada Jatim

5 Drama Politik di Awal 2018Antara Foto/Widodo S. Jusuf 

Drama lain datang dari PDI Perjuangan. Partai berlambang banteng ini merombak pasangan Gus Ipul-Anas yang semula akan mereka jagokan dalam Pilkada Jawa Timur. Kabar perombakan ini disampaikan langsung oleh politisi senior PDI Perjuangan, Pramono Anung. "Wakilnya diganti," kata Pramono Anung dalam pesan singkat kepada IDN Times, Kamis (4/1).

Mundurnya Anas kemudian memunculkan berbagai spekulasi tentang siapa yang kemudian menjadi pendamping Gus Ipul. Salah satu nama yang mencuat adalah Tri Rismaharini. Wali Kota Surabaya itu disebut-sebut akan maju mendampingi Gus Ipul sebagai calon dari PDI Perjuangan.

Politikus PDI Perjuangan sekaligus Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo ketika dikonfirmasi IDN Times tentang duet Gus Ipul - Risma mengaku belum mengetahui kepastiannya. "Belum tahu kepastiannya," ujarnya melalui pesan singkat.

5. Partai yang masih ketar-ketir  

5 Drama Politik di Awal 2018IDN Times/Fitang Adhitia

Sementara itu Partai Nasdem sudah memantapkan dukungan mereka untuk Khofifah dan Emil Dardak untuk maju di panggung politik Jawa Timur. Dukungan itu diperkuat dengan adanya surat putusan partai besutan Surya Paloh itu.

"Atas nama Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasdem, dengan ini saya menyerahkan model B1 KWK Parpol keputusan DPP Partai Nasdem nomor 174-kpts/DPP-Nasdem/XII/2017, yang berisi persetujuan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur, dengan nama calon Gubernur Dra. Khofifah Indarparawansa dan calon Wakil Gubernur DR Emil Dardak Msc," kata Sekjen DPP Nasdem Johnny Plate di Kantor DPP Nasdem, Jakarta Pusat, Selasa (2/1). 

Sementara Partai Amanat Nasional (PAN) masih memilih kandidat mereka untuk Pilkada Jawa Timur. PAN pasrah ditolak Yenny Wahid. Sementara di Pilkada Jawa Barat, PAN terlihat mulai memberikan sinyal kepada pasangan duo Dedi (Dedi Mulyadi dan Dedi Mizwar).

Ini bisa dilihat dari respon Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang memajang foto keakrabannya dengan Dedy Mizwar. 

"Ada waktu ketika kami beriring sejalan, tak jarang pula kami bersimpang dalam perbedaan. Satu yang pasti : Kami sahabat dalam perjuangan. Salamku untukmu Jenderal Naga Bonar 
@Deddy_Mizwar_ #Sahabat," seperti dikutip di akun Twitter resmi milik Zulhas.

Baca juga: Pilkada, Polda Jatim Juga Akan Lakukan Patroli Siber

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya