Cerita Adik Pelaku Bom Bali yang Kini Membina Mantan Teroris

Ali Fauzi pernah dikirimi bom di rumahnya

Jakarta, IDN Times - Pernah terlibat dalam kasus terorisme bersama kedua kakaknya, Amrozi dan Ali Imron, kini Ali Fauzi malah memberikan pembinaan bagi para mantan teroris melalui Yayasan Lingkar Perdamaian.

Bahkan, mantan pentolan Jamaah Islamiyah (JI) ini pun aktif berkampanye mengenai bahaya dan pencegahan jaringan terorisme ke seluruh Indonesia. 

1. Menjadi ahli perakit bom

Cerita Adik Pelaku Bom Bali yang Kini Membina Mantan TerorisIDN Times/Afriani Susanti

Dalam diskusi yang diselenggarakan di LIPI, Jakarta, Kamis (17/5), keterlibatannya pada jaringan terorisme itu membawa Ali menjadi ahli perakit bom. Ali bahkan menyebutkan, bahan-bahan untuk menciptakan bom rakitan itu tidak harus mahal. 

“Paling mahal 1 kg itu seharga Rp 20 ribu,” ujar dia. 

2. Adik kandung pelaku terorisme Bom Bali

Cerita Adik Pelaku Bom Bali yang Kini Membina Mantan TerorisIDN Times/Afriani Susanti

Ali Fauzi merupakan adik kandung dari terdakwa kasus Bom Bali 1, Amrozi dan Ali Imron. Pada saat Amrozi dieksekusi pada 2008, Ali lah yang memandikan hingga membawa jenazah sang kakak ke Lamongan, Jawa Timur.

“Saya yang memandikan, saya yang mengafani, saya yang membersihkan darahnya yang mengucur dari badannya. Kemudian jenazahnya saya bawa pulang ke Lamongan menggunakan helikopter. Sementara Ali Imron terpidana seumur hidup. Kenapa berbeda? Karena Beliau lebih kooperatif dan mau membantu pengungkapan bom Bali I,” ujar dia.

Baca juga: Teror Bom di Negeri Nan Santun

3. Diselamatkan polisi

Cerita Adik Pelaku Bom Bali yang Kini Membina Mantan TerorisIDN Times/Afriani Susanti

Ali menceritakan awal mulanya 'sembuh' dan keluar dari jaringan teroris, saat menginjakkan kaki ke Indonesia. Dia memang sempat ke beberapa negara untuk melakukan aksi teror, di antaranya Filipina. Dalam kondisi sakit, Ali ditolong polisi.

“Saya waktu itu tiba di Indonesia, muntah-muntah darah, dan dada saya juga sakit, pikiran saya juga sedang kacau. Doktrin terhadap sosok polisi itu sendiri masih negatif, tapi ketika saya sedang muntah-muntah saya malah dibantu oleh polisi. Tidak ada satu tangan polisi pun yang memukul saya. Mereka memperlakukan saya dengan sangat manusiawi,” cerita dia. 

4. Sempat diteror hingga dikirimi bom ke rumahnya

Cerita Adik Pelaku Bom Bali yang Kini Membina Mantan TerorisIDN Times/Afriani Susanti

Niatnya keluar dari jaringan teroris ternyata tidak mudah. Ali bahkan mendapatkan banyak teror mulai dari pesan pendek hingga kiriman bom di rumahnya. 

“Saya dapat SMS, terang-terangan di Facebook bahwa saya murtad, kafir, dan perlu disingkirkan. Sampai di rumah saya waktu di depan rumah ada bungkusan hitam yang saya pikir berkat dari tetangga, ternyata bom. Bom itu sendiri sengaja dipasangkan alat pemicu dorong, jadi kalau saya buka pintu dari dalam mungkin ketika itu saya sudah bertemu malaikat,” ungkap dia. 

5. Bertemu para korban pemboman

Cerita Adik Pelaku Bom Bali yang Kini Membina Mantan TerorisIDN Times/Afriani Susanti

Kala itu, Ali sempat diundang ke Dublin. Sampai di sana, ternyata sudah ada orang Indonesia. Di sana dia bertemu langsung dengan salah satu korban yang selamat dari tragedi pengeboman yang dilakukan muridnya. 

“Dia mengalami luka bakar. Saya minta maaf kepada nya, saya peluk, saya menangis, dan Beliau memafkan saja. Saya juga bertemu dengan korban bom JW Marriot yaitu orang bule, yang kakinya harus diamputasi dan sekarang menggunakan kaki palsu. Dia seorang Katolik, dan ketika itu saya juga meminta maaf dan menangis, ini terjadi oleh muridnya sendiri. Sejak saat itulah saya betul-betul ingin menjadi sosok Ali Fauzi yang baru,” kata dia.

Kini, Ali telah mendirikan yayasan yang dinamai Lingkar Perdamaian. Melalui yayasan tersebut, dia melakukan pembinaan terhadap mantan teroris hingga anak-anak pelaku terorisme.

Baca juga: Jenazah Bomber Polrestabes Tak Diakui Keluarganya

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya